Dinamika Kerja Sama Antarnegara dan Pengaruhnya terhadap Ketahanan Wilayah Indonesia - siswaonlinelearning
News Update
Loading...
Wednesday, 4 June

Minggu, 16 Februari 2025

Dinamika Kerja Sama Antarnegara dan Pengaruhnya terhadap Ketahanan Wilayah Indonesia

 Peta Konsep


A. Kerja Sama Antarnegara

1. Pengertian Kerja Sama Antarnegara

Bagi kalian yang pernah bepergian ke luar negeri mungkin akan melihat orangIndonesia bekerja di sana. Demikian pula sebaliknya, ketika kalian bepergianke beberapa wilayah di Indonesia, akan menjumpai orang-orang asing yang bekerja di wilayah tersebut. Nah, itu artinya bekerja antarnegara bukan sesuatu yang aneh, tetapi telah menjadi aktivitas penduduk sebagai wujud kerja sama antarnegara. Misalnya jika kalian ke Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa, akan bertemu dengan orang-orang Indonesia yang bekerja di sana. Demikian pula ketika kalian ke Jakarta, Bali, Riau, Manado, Papua, dan wilayah lain, akan menjumpai orang asing yang bekerja di sana.

Kerja sama antarnegara sering juga disebut kerja sama internasional atau hubungan internasional. Amat sedikit negara di dunia ini dapat memenuhi semua kebutuhan penduduknya sendirian. Ada negara-negara yang memiliki produk pertanian lebih, tetapi produk industrinya kurang, dan sebaliknya. Sebagai contoh, negara kita memiliki potensi pertanian yang tinggi, seperti beras, jagung, sayuran, buah-buahan, serta bahan tambang, seperti nikel, batubara, timah, dan sebagainya. Namun, kita belum dapat memenuhi semua kebutuhan pangan penduduk dan mengolah bahan tambang menjadi barang jadi. Contohnya kita masih kekurangan produk kedelai untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dalam negeri. Kita juga perlu mengolah tambang nikel untuk memenuhi kebutuhan baterai yang makin besar kebutuhannya ke depan. 

Untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut masih diperlukan impor dari negara lain. Selain itu, untuk mengolah bahan tambang masih perlu teknologi dari negara lain. Oleh karena itu, kerja sama antarnegara merupakan kebutuhan yang terus-menerus harus dibangun oleh pemerintah maupun swasta untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum dapat dipenuhi. Demikian penting peran kerja sama antarnegara, maka banyak ahli yang memberikan pengertian tentang arti kerja sama internasional. Menurut Dougherty & Pfaltzgraff, kerja sama internasional merupakan serangkaian hubungan yang tidak didasarkan pada kekerasan atau paksaan dan disahkan secara hukum. Holsti menyatakan bahwa kerja sama internasional adalah proses di antara negara-negara yang saling berhubungan secara bersama-sama dengan cara melakukan pendekatan untuk mencari pemecahan terhadap masalah yang dihadapi melalui pendekatan satu sama lain.

Jika kalian perhatikan, kedua pengertian tersebut menggambarkan bahwa hubungan internasional merupakan segala bentuk hubungan/interaksi antara masyarakat, negara-negara, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun warga negara. Kerja sama internasional pada dasarnya terjadi akibat bertambah kompleksnya kehidupan manusia di dalam masyarakat internasional Hubungan internasional berkaitan dengan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan (Perwita & Yani, 2005). Tentu kalian dapat mengembangkan pengertian-pengertian lain yang lebih komprehensif.

2. Paradigma Kerja Sama Antarnegara

a. Realisme

Realisme menekankan adanya kendala politik dalam hubungan kerja sama internasional yang terjadi dari sifat egois manusia dan tidak adanya otoritas pusat di atas negara. Pengikut pandangan ini secara tersirat berpandangan bahwa manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Karena itu, paradigma ini lebih melihat sisi terburuk dari sifat bawaan manusia. Para pengikut pandangan ini juga sulit mempercayai negara lain. Mereka penuh dengan ketidakpercayaan dan selalu dipenuhi rasa curiga terhadap negara lain. Karena itu, hal yang mendorong negara bekerja sama bergerak adalah dilema keamanan (security dilemma) yang akan membuat mereka terus meningkatkan kekuatan pada segi pertahanan. Perdamaian hanya dapat terpenuhi jika negara harus berada dalam status balance of power atau keseimbangan dalam kekuatan.

b. Liberalisme

Liberalisme merupakan landasan berpikir yang berbeda sama sekali, bahkan kontras dengan pandangan realisme. Liberalisme melandasi pandangannya bahwa sifat manusia adalah baik dan dapat bekerja sama mewujudkan perdamaian melalui cara tanpa kekerasan dan perang. Mereka mengejar kebijakan berupa kebaikan bersama dan bukan apa yang baik untuk negara individu.

Kaum liberalis percaya bahwa prinsip-prinsip rasional dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah internasional. Setiap individu memiliki kepentingan sendiri, tetapi mereka dapat bekerja sama dalam kegiatan bersifat kooperatif dan dalam aksi sosial, baik dalam skala regional maupun internasional. Landasan berpikirnya adalah bahwa perang dan konflik dapat dikurangi melalui kerja sama, reformasi, atau tindakan kolektif yang diprakarsai oleh para pemimpin individu, dan bukan dihilangkan karena konflik pada dasarnya dapat bersifat positif dan konstruktif.

Dalam landasan berpikir ini juga terkandung pandangan bahwa "dunia yang baik, negara-negara yang bertanggung jawab secara moral akan lebih kecil kemungkinannya terlibat dalam perang". Pendapat tersebut juga mengasumsikan bahwa kerja sama dan keterlibatan internasional adalah mungkin dan jika semua pihak menyatakan mematuhi norma-norma global dasar, perang dapat dihindari dan perdamaian akan tercipta. Dalam tatanan dunia seperti ini, kerja sama antarnegara tumbuh dari kebutuhan masingmasing negara sendiri, bukan karena tekanan dari luar. Oleh karena itu, muncul banyak kerja sama bilateral dan regional karena memang kebutuhan mereka sendiri.

c. Konstruktivisme

Berbeda dengan paradigma realisme dan liberalisme yang telah kalian pelajari sebelumnya, konstruktivisme merupakan landasan berpikir tentang kerja sama internasional yang menawarkan alternatif bukan berdasarkan struktur politik atau sifat dasar manusia, tetapi lebih pada konsekuensi dari pengalaman sejarah yang membangun sebuah kenyataan sosial. Fakta sosial yang terjadi saat ini merupakan konsekuensi dari berbagai tindakan yang telah dilakukan pada masa lalu.

Dalam pandangan konstruktivisme diperkenalkan istilah komunitas keamanan. Komunitas keamanan diartikan sebagai komunitas negara yang menyelesaikan permasalahan di antara mereka dengan tidak menggunakan kekuatan militer, tetapi dengan cara-cara damai (peaceful changes). Perubahan cara penyelesaian masalah yang dulunya menggunakan perang dan kekerasan hingga akhirnya bergerak ke arah damai inilah yang menjadi telaah inti paradigma konstruktivisme. Dengan demikian, kerja sama antarnegara dalam pandangan konstruktivisme tumbuh secara konstruktif bertumpu pada komunitas keamanan untuk mencari pemecahan terhadap permasalahanpermasalahan dalam kerja sama antarnegara. Implementasi dari paradigma konstruktivisme ini membuat kerja sama antarnegara sangat dinamis dalam suasana yang damai, setara, dan produktif sehingga tumbuh banyak kerja sama bilateral, multilateral, dan regional.

3. Manfaat dan Arti Penting Kerja Sama Antarnegara

a. Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Ada kebutuhan pangan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan komunikasi yang harus disediakan. Tidak semua kebutuhan tersebut dapat disediakan sendiri dari produk dalam negeri. Indonesia harus mengimpornya dari negara lain. Namun, Indonesia juga memiliki kelebihan produk yang dapat diekspor ke negara lain. Ada produk primer, sekunder, dan tersier yang dapat diekspor, seperti bahan tambang, benih udang, minyak kelapa sawit, bahkan Indonesia juga ekspor pesawat terbang. Karena itu, Indonesia perlu secara terus-menerus menjalin kerja sama dengan negara-negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebagai contoh, banyak kebutuhan dalam negeri Indonesia yang dipenuhi dari kerja sama internasional.

b. Meningkatkan perekonomian negara.

Indonesia membutuhkan peningkatan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi sangat penting, karena akan diikuti peningkatan daya beli masyarakat sehingga masyarakat dapat belanja lebih banyak dan hal itu akan menggairahkan perekonomian nasional. Oleh karena itu, kerja sama Indonesia dengan negara-negara lain menjadi amat penting agar terjadi peningkatan investasi asing untuk peningkatan perekonomian negara. Sebagai contoh pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi nasional masih rendah sekitar 5% akibat pandemi Covid-19 yang belum selesai. Ke depan pascapandemi Covid-19, Indonesia diharapkan dapat memperluas kembali kerja sama internasional dengan negara-negara lain sehingga dapat meningkatkan investasi asing untuk pertumbuhan ekonomi.

c. Meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan, dan kemakmuran

masyarakat. Taraf hidup masyarakat, kesejahteraan, dan kemakmuran harus terus-menerus ditingkatkan secara meluas. Peningkatan taraf hidup, kesejahteraan, dan kemakmuran melalui kerja sama Indonesia dengan negara-negara lain amat penting. Melalui kerja sama internasional, dapat meningkatkan investasi di berbagai bidang, seperti bidang pertanian, pangan, kesehatan, transportasi, dan bidang-bidang lainnya. Sebagai contoh, beberapa negara berinvestasi dalam pembangunan pabrik alat-alat pertanian, makanan cepat saji, dan obat-obatan.

d. Memperluas lapangan kerja.

Penduduk Indonesia bertambah secara signifikan setiap tahunnya. Saat ini Indonesia menghadapi bonus demografi yang ditandai oleh angkatan kerja yang besar. Penduduk usia remaja tersebut membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, investasi asing sangat diperlukan agar ekonomi tumbuh. Pertumbuhan ekonomi 1% saja diperkirakan akan dapat menciptakan satu juta lapangan kerja. Pada tahun 2022 ini, lapangan kerja relatif terbatas karena investasi asing relatif kurang. Karena itu, Indonesia perlu menjalin lebih banyak lagi kerja sama internasional dalam rangka membuka lapangan kerja.

e. Meningkatkan pendapatan negara dengan kegiatan ekspor.

Negara membutuhkan pendapatan dari dalam dan luar negeri. Pendapatan negara tersebut diperlukan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin untuk gaji pegawai maupun pengeluaran pembangunan untuk infrastruktur. Pendapatan negara yang tinggi akan dapat meningkatkan kesejahteraan abdi negara dan juga perluasan pembangunan. Saat ini pendapatan negara kita relatif terbatas sebagai dampak wabah Covid-19. Kedepannya Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kembali kerja sama internasional untuk membuka ruang-ruang ekspor dalam rangka memperbesar pendapatan negara. Sebagai contoh, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2021 mencapai US$231,54 miliar atau naik 41,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$219,27 miliar atau naik 41,52% (BPS, 2021)

f. Memperkuat hubungan persahabatan dengan negara lain.

Dewasa ini dunia berada dalam era globalisasi yang ditandai oleh hubungan antarnegara yang semakin intensif dan tanpa batas. Persahabatan antarnegara semakin kuat untuk menciptakan ketahanan bersama. Dengan ketahanan bersama tersebut akan tercipta lingkungan yang lebih stabil. Kondisi lingkungan stabil itulah yang sangat penting dalam menciptakan kerja sama ekonomi lebih lanjut yang diperlukan antarnegara. Sebagai contoh, kerja sama regional ASEAN dapat memperkuat persatuan dan ketahanan antarnegara anggota. Adapun manfaat kerja sama antarnegara dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Menciptakan perdamaian antarmasyarakat setiap negara.

Jika negara yang berhubungan sudah damai, kedua negara tersebut dapat saling berorganisasi dan bekerja sama dalam banyak hal. Akibatnya, akan terjalin perdamaian dunia dan kesejahteraan masyarakat dunia pun akan meningkat.

b. Memperluas pasar internasional.

Dengan adanya hubungan internasional, maka kerja sama antarnegara akan terjalin, termasuk kerja sama ekspor dan impor (perdagangan). Keberadaan hubungan internasional antarnegara akan meningkatkan luasnya target pasar bagi produk suatu negara sehingga kesempatan untuk mendapatkan
tambahan pemasukan ekonomi akan semakin tinggi pula. Selain itu, negaranegara yang saling bekerja sama akan semakin dekat dan akrab.

c. Kebutuhan dalam negeri akan terpenuhi.

Dengan adanya hubungan internasional, setiap negara dapat memenuhi kebutuhan dalam negerinya, terutama kebutuhan yang tidak tersedia di negaranya. Hal tersebut dikarenakan adanya kerja sama untuk mengimpor barang-barang kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh negaranya sendiri.

B. Geopolitik Indonesia sebagai Potensi

Menjalin Kerja Sama Internasional Apakah kalian pernah mendengar istilah geopolitik? Geo artinya bumi, sedangkan politik artinya kekuasaan. Geopolitik dapat berarti suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah, dan ilmu sosial dengan merujuk kepada politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi yang mencakup lokasi, luas, serta sumber daya alam wilayah tersebut. Lokasi, luas, dan sumber daya alam merupakan tiga aspek penting geopolitik suatu negara.

1. Letak Indonesia yang Strategis secara Internasional

Secara astronomis, Indonesia berada di antara 6° LU − 11° LS dan 95° BT − 141° BT. Batas wilayah Indonesia sebelah utara pada 6° 08' LU adalah Pulau Weh, sedangkan batas wilayah selatan pada 11° 15' LS adalah Pulau Rote. Untuk batas wilayah barat pada 95° 45' BT adalah Pulau Benggala, sedangkan batas wilayah timur pada 141° 05' BT adalah Sungai Fly, yaitu sungai yang berada di Emanuel Victor, Papua Nugini. Secara geografis, letak Indonesia berada di antara dua benua dan dua samudra. Benua Asia berada di sebelah utara, sedangkan Benua Australia di sebelah selatan. Samudra Pasifik berada di sebelah utara, sedangkan Samudra Hindia berada di sebelah selatan.
Sumber: Badan Informasi Geospasial. 2021
Berdasarkan letak astronomis dan geografis tersebut, dapat dikemukakan bahwa Indonesia memiliki posisi yang strategis untuk jejaring kerja sama internasional. Indonesia berada di persimpangan lalu lintas dunia yang memberikan kemudahan akses dalam membangun jejaring kerja sama internasional. Posisi di persimpangan lalu lintas dunia memberikan akses yang lebih mudah secara ekonomi untuk kerja sama dengan negara-negara di utara khatulistiwa dan negara-negara di selatan khatulistiwa. Dalam kerja sama tersebut terdapat keunggulan komparatif yang dapat memberi keuntungan bagi negara-negara lain yang hendak menjalin kerja sama dengan Indonesia. Indonesia memiliki tipe iklim yang beragam jenisnya. Secara makro nasional, iklim Indonesia sesuai letak astronomisnya beriklim tropis dengan suhu yang rata-rata panas disertai musim hujan dan kemarau. Musim hujan berlangsung dari bulan Oktober−April dan musim kemarau berlangsung dari bulan April−Oktober. Di beberapa wilayah Indonesia musim hujan datang lebih awal dan di beberapa wilayah lain datang lebih akhir. Adapun secara mikro kewilayahan, Indonesia memiliki iklim yang beragam. Ada iklim hutan hujan tropis, tropik basah, dan iklim kering atau sangat kering. Keragaman iklim tersebut menjadikan wilayah Indonesia sebagai wahana bagi tumbuhnya beraneka ragam hayati. Sebagai contoh, Indonesia memiliki 25.000 spesies tumbuhan dan 400.000 spesies hewan dan ikan yang penting bagi dunia.

2. Wilayah Indonesia yang Luas

Badan Informasi Geospasial (BIG) menyajikan luas daratan wilayah Indonesia adalah 1.922.570 km² (1,2% dari luas daratan dunia) dan perairan 3.257.483 km². Luas total wilayah Indonesia adalah 5.180.053 km². Secara internasional, luas daratan Indonesia berada pada urutan ke-15 setelah Rusia, Kanada, Tiongkok, Amerika Serikat, Brazil, Australia, India, Argentina, Kazakhstan, Aljazair, dan empat negara lainnya. Jika dibandingkan dengan luas Amerika Serikat, wilayah Indonesia membentang dari Seattle wilayah bagian paling barat hingga New York di bagian paling timur Negeri Paman Sam itu. Wilayah daratan Indonesia bervariasi, tidak hanya berupa dataran rendah, tetapi juga berupa dataran tinggi, pegunungan dan perbukitan, bahkan gunung api yang masih aktif. Berbagai jenis tanah dijumpai di daratan Indonesia, seperti tanah aluvial, regosol, latosol, andosol, podsolik, dan jenis tanah lainnya. Jenis-jenis tanah tersebut memiliki kesuburan yang berbedabeda dan kesesuaian lahan yang berbeda-beda pula. Ada jenis tanah yang subur, tetapi ada pula jenis tanah yang tidak subur. Berbagai jenis tanah
tersebut memberikan potensi bagi tumbuhnya berbagai jenis tanaman yang diperlukan sebagai sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable) untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk.

Wilayah perairan laut Indonesia juga beragam. Ada laut dangkal (transgresi), seperti Dangkalan Sunda di wilayah barat dan Dangkalan Sahul di wilayah timur. Ada pula laut dalam (ingresi) di antara kedua laut dangkal tersebut, seperti Laut Sulawesi, Laut Banda, dan sekitarnya. Oleh karena itu, tidak berlebihan kalau Indonesia juga disebut negara maritim karena luas perairan lautnya hampir mencapai tiga perempat daratan atau seluas 5,9 juta km². Garis pantainya mencapai 95.161 km, terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Arianto, 2020). Luas perairan laut dengan garis pantai yang demikian panjang menjadikan Indonesia memiliki sumber daya laut yang tinggi, seperti ikan, udang, mutiara, rumput laut, dan sejenisnya. Selain itu, juga terdapat hutan mangrove yang mencapai 4,25 juta ha atau 19% dari luas hutan mangrove dunia, terumbu karang mencapai 18% dari luas terumbu karang dunia, bibit udang, padang lamun, dan sebagainya. Wilayah Indonesia yang demikian luas memberikan kesempatan yang besar pada negara-negara lain secara bilateral dan multilateral untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Wilayah Indonesia terdiri atas 514 wilayah kabupaten dan kota (416 kabupaten dan 98 wilayah kota) yang potensial untuk menjalin kerja sama internasional.

3. Sumber Daya Alam Indonesia yang Potensial

Sebagai warga negara Indonesia, kita tentu merasa sangat bersyukur. Betapa tidak, negara kita dikaruniai potensi sumber daya alam yang melimpah jumlah dan keragamannya. Sumber daya alam tersebut menyebar di wilayah daratan dan perairan laut yang membutuhkan pengelolaan secara optimal
dan berkelanjutan. Ada berbagai jenis sumber daya alam daratan dan perairan laut yang bernilai strategis. Sumber daya alam tersebut diperlukan oleh banyak negara untuk memenuhi kebutuhan industri, transportasi, dan kebutuhan rumah tangga warga negaranya. Misalnya batu bara, gas, nikel, besi, dan timah. Batu bara banyak diperlukan untuk menggerakkan industri strategis di Korea Selatan. Gas alam diperlukan untuk bahan baku industri di Jepang. Bauksit diperlukan bagi Tiongkok sebagai bahan baku pembuatan baterai. Berbagai jenis sumber daya alam laut juga banyak diperlukan negara-negara lain, misalnya benih udang, rumput laut, dan beberapa jenis ikan tertentu. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa Indonesia memiliki geopolitik yang tinggi potensinya untuk menjalin kerja sama internasional. Indonesia memiliki letak yang strategis di persimpangan lalu lintas dunia,Indonesia juga memiliki wilayah yang luas, dan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang besar, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui
C. Kerja Sama Indonesia dalam Kancah
Internasional
Jika kalian mengamati pergaulan Indonesia dalam kancah internasional, tentu
akan menjumpai kerja sama Indonesia dengan negara-negara lain secara
individual, berkelompok secara kewilayahan, dan berkelompok secara bebas.
Kerja sama Indonesia secara individual dengan masing-masing negara disebut
kerja sama bilateral. Misalnya kerja sama Indonesia dengan Malaysia, Indonesia
dengan Amerika Serikat, dan masih banyak lagi kerja sama Indonesia dengan
negara-negara lain secara bilateral.
Selain Indonesia menjalin kerja sama secara bilateral, Indonesia juga
menjalin kerja sama dengan negara-negara lain secara berkelompok
kewilayahan dan non kewilayahan. Kerja sama Indonesia dengan negaranegara
lain yang dilandasi aspek kewilayahan disebut kerja sama regional.
Misalnya kerja sama Indonesia dalam kelompok ASEAN, AFTA, dan sebagainya.
Adapun kerja sama Indonesia dengan negara-negara lain secara berkelompok,
tetapi tidak berada dalam suatu wilayah tertentu disebut kerja sama
multilateral. Misalnya kerja sama Indonesia dalam kelompok G20 dan WTO.
Baik kerja sama secara regional maupun multilateral, keduanya sama-sama
diperlukan untuk kepentingan nasional meningkatkan ketahanan wilayah.
1. Kerja Sama Indonesia dalam Kancah Bilateral
Kerja sama bilateral Indonesia dengan
negara-negara lain di dunia telah
berlangsung lama sejak Indonesia
merdeka. Kerja sama itu dimulai dari
negara-negara yang terdekat letaknya,
yaitu negara-negara yang berada di
kawasan Asia Tenggara. Banyak sekali
negara yang telah menjalin kerja sama
bilateral dengan Indonesia. Berikut
hanya sebagian saja yang disajikan dalam
pembahasan ini. Selebihnya kalian dapat
mempelajari secara mandiri.
a. Kerja Sama Bilateral Indonesia dengan Negara-Negara di
Kawasan Asia Tenggara
Indonesia menjalin kerja sama dengan banyak negara di wilayah Asia Tenggara.
Negara-negara tersebut antara lain Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam,
Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Tidak semua negara-negara tersebut dibahas
secara eksplisit dalam buku ini, tetapi disajikan melalui tautan. Kalian dapat
mempelajarinya dengan membuka tautan yang telah disediakan.
1) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia
Malaysia merupakan negara terdekat Indonesia. Luas Malaysia mencapai
329.847 km2 dengan populasi sebesar 32.730.000 jiwa (Data World Bank, 2020).
Secara astronomis, negara jiran ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu Malaysia
Barat yang berlokasi antara 1° LU – 7° LU dan 100° BT – 104° 02’ BT, dan
Malaysia Timur yang berlokasi antara 1° LU – 7° LU dan 100° 41’ BT – 119° BT.
Malaysia Barat berupa Semenanjung Malaysia dan Malaysia Timur (Borneo
Malaysia) dipisahkan oleh Laut Tiongkok Selatan.
Secara geologis, wilayah Malaysia Barat termasuk deretan Pegunungan
Mediterania, pegunungan-pegunungan rendah yang tidak termasuk gunung
berapi serta tutupan yang didominasi oleh hutan dan tanaman karet. Selain
itu, Malaysia Barat juga terdiri atas banyak sungai dan dataran yang tanahnya
berjenis aluvial. Untuk wilayah Malaysia Timur mempunyai kondisi geologis
yang hampir homogen dengan Malaysia Barat, yaitu mencakup gunung dan
hutan. Selain itu, Malaysia Timur masuk pada deretan Sirkum Pasifik dengan
puncak gunung tertinggi di Malaysia, yaitu Gunung Kinabalu. Sesuai letaknya yang berada di dekat ekuator, Malaysia beriklim tropis
dengan kelembapan udara yang tinggi dan cenderung panas. Suhu tahunan
berkisar 24°−35°C dengan rata-rata curah hujan sekitar 2.000−2.500 mm per
tahun. Curah hujan tinggi terdapat di wilayah utara dan barat. Iklim yang
demikian disebabkan oleh awan monsun yang bergerak ke arah wilayah
tersebut serta kelembabannya yang tinggi saat menjangkau daerah yang
lebih jauh. Pada bulan Juni sampai September berlangsung musim kemarau,
sedangkan bulan Desember sampai Maret berlangsung musim hujan.
Malaysia memiliki banyak potensi sumber daya alam. Untuk sektor
perkebunan, komoditas yang besar produksinya adalah karet, kelapa sawit,
kakao, lada, dan tembakau. Malaysia merupakan salah satu pengekspor
terbesar karet dan minyak sawit di dunia. Untuk sektor pertambangan, minyak
bumi dan timah merupakan dua sumber daya mineral utama Malaysia. Minyak
bumi dan gas alam dihasilkan di ladang minyak lepas pantai Sarawak, Sabah,
dan Terengganu. Selain itu, juga terdapat tambang tembaga, besi, batu bara,
dan bauksit.
Kondisi alam negara tetangga ini juga potensial untuk objek wisata. Ada
pegunungan, sungai, dan perairan laut yang menarik dan indah. Selain itu,
ada pula Gunung Kinabalu di Sabah, Air Terjun Kota Tinggi di Johor, Pantai
Tanjung Aru di Sabah, dan Pulau Kapas di Terengganu. Di sana juga banyak
objek wisata buatan yang diminati oleh wisatawan, seperti Batu Caves di
Selangor dan Menara Kembar Petronas yang menjadi ciri khas Malaysia.
Hubungan bilateral Indonesia dengan Malaysia telah berlangsung lama.
Malaysia memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan Indonesia.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut dibangun kerja sama untuk
saling menguntungkan negara masing-masing. Beberapa bidang kerja sama
antara lain kerja sama ekonomi dan perdagangan, politik dan pertahanan,
penerangan, serta sosial dan budaya.
a) Kerja Sama Bidang Ekonomi dan Perdagangan
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, kerja sama Indonesia dan
Malaysia terbagi menjadi jasa, ekspor impor, dan investasi.
(1) Dalam bidang jasa, banyak warga negara Indonesia yang bekerja
di Malaysia. Saat ini jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) legal
diperkirakan lebih dari 1,1 juta jiwa yang tersebar di Semenanjung
Malaysia dan Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak).
(2) Dalam bidang ekspor dan impor, Indonesia merupakan negara
ke-11 terbesar tujuan ekspor Malaysia dengan nilai total US$5,22
miliar (tahun 2007) atau naik 19% dibandingkan tahun 2006.
Ekspor terdiri atas ekspor migas sebesar US$1,61 miliar (meningkat
16,51%) dan nonmigas sebesar US$3,60 miliar (meningkat 20,15%).
Total perdagangan bilateral (ekspor dan impor) Indonesia-Malaysia
senilai US$11,50 miliar, meningkat 18,28% dibandingkan tahun
2006. Komoditas impor utama Malaysia dari Indonesia antara lain
elektronika, komponen kendaraan bermotor, kakao, dan karet.
(3) Dalam bidang investasi, Malaysia memiliki jumlah investasi
sebesar 18% dari total jumlah investasi asing di Indonesia. Sektor
pembangunan infrastruktur dan perumahan, telekomunikasi, serta
asuransi diperkirakan akan menarik minat investor Malaysia ke
Indonesia, selain industri otomotif dan pembangkit tenaga listrik. Di
sektor perbankan, Malaysia mulai melakukan investasi di Indonesia
sejak 2002 dengan berinvestasi di salah satu bank di Indonesia. Di
sektor transportasi, Malaysia berinvestasi pada salah satu perusahaan
penerbangan di Indonesia.
b) Kerja Sama Bidang Politik dan Pertahanan
Dalam bidang politik dan pertahanan, kerja sama bilateral yang dilakukan
antara lain sebagai berikut.
(1) Konsultasi tahunan tingkat kepala pemerintahan.
(2) Pembentukan Eminent Persons Group (EPG). Beberapa hal yang
dibahas dalam kerja sama ini antara lain sebagai berikut.
• Penggunaan bahasa Indonesia/Melayu dalam pelaporan/
rekomendasi EPG kepada kepala pemerintahan. Penggunaan
bahasa Inggris hanya sebagai referensi.
• Rencana penyelenggaraan Dialog Kesejarahan dan Dialog Budaya
pada November 2008 di Batam.
• Pembahasan dan pembentukan tim kecil untuk menangani PMI
yang dipekerjakan secara ilegal oleh Malaysia.
• Mendorong kerja sama antar-UKM dan Kadin kedua negara.
• Penyelenggaraan intermedia dialog secara berkala.
• Pelaksanaan kunjungan muhibah antara kalangan media.
(3) General Border Committee (GBC) merupakan wadah kerja sama
bilateral antara Indonesia dengan Malaysia dalam bidang militerpertahanan.
Dampak positif kerja sama tersebut adalah terciptanya
hubungan kedua angkatan bersenjata yang mengedepankan
profesionalisme tentara, tetapi tetap proporsional dan kritis dalam
menanggapi isu-isu di antara kedua negara.
c) Kerja Sama Bidang Penerangan, Sosial, dan Budaya
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur berperan
aktif dalam menggerakkan diplomasi kebudayaan, bekerja sama dengan
institusi pemerintahan dan swasta. Sebagai contoh, penyelenggaraan
promosi seni budaya Indonesia bekerja sama dengan hotel-hotel
terkemuka di Malaysia dengan menampilkan suguhan seni budaya
tradisional dan dekorasi khas Indonesia. Kerja sama dalam bidang
penerangan contohnya penandatanganan kesepakatan bersama dalam
bidang penerangan dan komunikasi melalui media radio dan televisi serta
peningkatan pertukaran pegawai penerangan antara kedua negara. Selain
itu, pembentukan Regional TV News Channel, joint photo exhibitions, dan
mendorong exchange visit, serta pertukaran wartawan kedua negara.
2) Kerja Sama Bilateral Indonesia-Singapura
Secara astronomis, Singapura terletak
di antara 1° 17’ LU – 1° 30’ LU dan 103°
38’ BT – 104° 25’ BT. Berdasarkan letak
geografisnya, Singapura berada pada
ujung selatan Semenanjung Melayu
yang mempunyai luas sebesar 716 km2.
Penduduk Singapura pada tahun 2021
mencapai 5.454.000 jiwa.
Secara geologis, Singapura berada dalam kawasan Lempeng Eurasia.
Puncak tertingginya adalah Timah Hill dengan ketinggian 162 meter.
Singapura juga mempunyai perbukitan bernama Panjang dan Mandai.
Bukit tersebut membentuk medan yang berlekuk-lekuk di tengah pulau dan
mengandung batuan granit. Bagian timur pulau terdapat plato rendah yang
terbentuk oleh erosi.
Singapura terletak di wilayah monsun khatulistiwa dengan iklim bercorak
suhu tinggi dan curah hujan yang konstan sepanjang tahun. Rata-rata suhunya
menurut Weather Spark per tahun bervariasi dari 25 °C sampai 32 °C, dan
relatif jarang di bawah dari 24 °C atau di atas 33 °C.
Singapura tidak mempunyai banyak sumber daya alam. Hanya sebagian
kecil dari wilayah Singapura digunakan untuk pertanian. Industri pada sektor
perikanan hanya menyediakan sebagian dari total kebutuhan ikan segar.
Namun, negara ini sangat maju dalam bidang perdagangan, bahkan termaju
di Asia Tenggara. Letak Singapura yang strategis menjadikannya sebagai
pelabuhan utama. Selain itu, fasilitas dan prasarana transportasi udara
yang sangat baik menjadi potensi pada sektor pariwisata. Hotel dan pusat
perbelanjaan menjadi investasi yang besar bagi pemerintah. Pusat hiburan,
pusat perbelanjaan, dan daerah pantai yang telah direnovasi menjadi daya
tarik utama bagi wisatawan.
Indonesia sejak lama menjalin kerja sama dengan Singapura. Kerja sama
kedua negara tersebut meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan,
pertahanan, masalah wilayah dan lingkungan, serta pariwisata.
a) Kerja Sama Bidang Perdagangan dan Ekonomi
Volume perdagangan Indonesia-Singapura mencapai US$36 miliar
(US$29,32 miliar AS). Singapura merupakan investor luar negeri teratas
bagi Indonesia, dengan total kumulatif dari US$1,14 miliar pada 142
proyek. Perdagangan antara kedua negara juga mencapai sekitar US$68
miliar pada tahun 2010. Pada saat yang sama, ekspor nonmigas Indonesia
ke Singapura adalah yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Selain itu,
dilakukan kesepakatan penghindaran pajak berganda atau tax treaty.
Penguatan kerja sama dalam pelatihan industri 4.0, kerja sama dalam
bidang investasi dan pengembangan sumber daya manusia, pembentukan
Working Group on Batam-Bintan-Karimun and Other Special Economic
Zones in Indonesia (Working Group on BBK and Other SEZs).
b) Kerja Sama Bidang Pendidikan
Kerja sama dalam bidang pendidikan ini berupa pertukaran mahasiswa
atau pendidikan tingkat tinggi yang dilakukan antar universitas antara
Singapura dengan Indonesia. Selain itu, kerja sama dalam bidang vokasi
pesantren. Tujuannya agar sumber daya manusia para santri dapat terus
diperkuat dan dikembangkan.
c) Kerja Sama Bidang Kesehatan
Terkait kerja sama dalam bidang kesehatan, pemerintah Indonesia dan
Singapura bersepakat menjalin kerja sama dalam menangani merebaknya
penyebaran virus Covid-19. Kemudian dalam bidang penelitian kesehatan,
saling tukar informasi dan teknologi dalam rangka pencegahan dan
penanganan kasus-kasus kesehatan.
d) Kerja Sama Bidang Pariwisata
Singapura adalah sumber wisatawan asing terbesar bagi Indonesia,
dengan jumlah 1.373.126 wisatawan Singapura mengunjungi Indonesia
pada tahun 2010. Sebaliknya, Indonesia juga menjadi sumber wisatawan
terbesar bagi Singapura, mencapai jumlah 2.592.222 wisatawan Indonesia
yang mengunjungi Singapura pada 2011. Selain tujuan bisnis, wisatawan
Indonesia tertarik ke Singapura sebagian besar untuk wisata belanja,
wisata kota, dan pulau resort dengan taman tema. Sementara Singapura
tertarik ke Indonesia sebagian besar untuk wisata alam dan budaya.
b. Kerja Sama Bilateral dengan Negara-Negara di Kawasan Asia
Indonesia juga menjalin kerja sama bilateral dengan negara-negara di Asia.
Ada beberapa negara yang disajikan dalam materi ini, tetapi ada juga negaranegara
yang disajikan dalam tautan. Silakan kalian buka tautan yang telah
telah disediakan. Beberapa negara yang intensif dalam kerja sama bilateral
tersebut antara lain kerja sama dengan Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan.

Share with your friends

Related Posts

Give us your opinion

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done