Peta - siswaonlinelearning
News Update
Loading...
Sunday, 15 June

Kamis, 27 Juni 2024

Peta



Pengertian Peta

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian peta adalah gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya.

Menurut International Cartographic Association (ICA) mendefinisikan pengertian peta sebagai gambaran atau representasi unsur abstrak dari permukaan Bumi dan juga berkaitan dengan benda angkasa.

Menurut Erwin Raisz, peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.

Jadi peta adalah gambaran sebagai wilayah atau seluruh wilayah permukaan bumi yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah tulisan sebagai keterangannya.

Tujuan Pembuatan Peta

dari pengertian peta tersebut terdapat tujuan peta pasti mempunyai tujuan yang pastinya sangat diperlukan dan berguna bagi manusia, antara lain:

  • Membantu mempermudah pekerjaan seperti membuat jalan,navigasi dan perencanaan masa depan
  • Membantu sebuah Desain misalnya dalam membangun perumahan
  • Mempermudah pengendara dalam menemukan tempat atau jalan yang cepat
  • Menyimpan berbagai data yang ada dibumi
  • Untuk memperlihatkan ukuran jarak atau luas dan arah suatu tempat di permukaan Bumi

Fungsi Peta

  • Menunjukan suatu Lokasi yang ada di bumi
  • Menggambarkan bentuk permukaan bumi dengan memperkecil ukuran atau mengganti dengan simbol
  • Memiliki skala yang mana menjadi perbandingan antara luas peta dan luas sebenarnya
  • Menemukan suatu tempat

Peta berbeda dengan gambar biasa agar kita bisa memahami peta alangkah baiknya kita memahami dulu garis astronomis,skala,simbol,lettering dan warna peta

Garis Astronomis

Di kehidupan nyata tidak ada garis astronomis karena memang garis tersebut adalah garis khayal yang dibuat untuk mempermudah menentukan posisi suatu tempat di permukaan bumi dengan adanya garis astronomis kita bisa tahu dimana tempat itu berada secara detail dan akurat.



Garis Equator atau khatulistiwa adalah garis imajinasi yang ada dibagian tengah bumi dan membagi bumi menjadi dua bahagian yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan dan berada pada garis lintang 0° dan melingkar bumi secara horizontal (mendatar)

Garis bujur adalah melingkari bumi secara vertikal (menegak) dan bisa di artikan sebagai garis khayal yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan.

Satuan yang digunakan dalam koordinat astonomis adalah derajat (°), menit (‘). dan detik (“). Menit dan detik dalam hal ini, bukan bermakna satuan waktu, tetapi pembahagian lintang dan bujur secara spesifik atau terperinci . Aturan penggunaan satuan lintang dan bujur adalah mengikut berikut.
a. 1° (dibaca satu darjah) = 60 menit
b. 1′ (dibaca satu menit) = 60 detik
c. 1″ (dibaca satu detik)

Contoh
Kota A berada pada posisi 4°30’24” LU dan 126°30’15” BB. Maka dibaca,
Kota A berada pada posisi empat derajat tiga puluh menit dua puluh empat detik Lintang Utara dan seratus dua puluh enam derajat tiga puluh detik lima belas menit Bujur Barat.

Skala

Bukanlah peta jika tidak memiliki skala. Skala merupakan perbandingan jarak, bentuk, dan ukuran yang tergambar di peta dengan keadaan sesungguhnya di lapangan. Skala dapat dinyatakan dalam bentuk numerik (angka), skala grafik (tongkat), dan skala verbal.

Skala Numerik (Angka)

Skala numerik atau angka adalah skala peta yang menggunakan angka atau bilangan pecahan sebagai pembanding jarak. Skala ini dapat berupa perbandingan cm maupun inchi berbanding mil. Di bawah ini, rumus standar yang digunakan dalam perhitungan skala numerik.

JS = JPxS

Di mana

JS adalah jarak sebenarnya

JP adalah jarak pada peta

S adalah skala

Pada skala angka yang menggunakan satuan cm maka cara perhitungannya adalah sebagai berikut.


Contoh

Skala 1: 50.000

Berarti 1 cm di peta = 50.000 cm pada jarak sebenarnya

                                = 500 m

                                = 0,5 km

Jadi 1 cm di peta sama dengan 0,5 km pada jarak sebenarnya. Untuk menghitung jarak sebenarnya dari jarak yang ada di peta, digunakan rumus di atas.

Contoh

Diketahui jarak Kota A ke Kota B pada peta dengan skala 1: 50.000 adalah 5,5 cm. Berapakah jarak Kota A ke Kota B sebenarnya?

Jawab

JS= JP x S

= 5,5 x 50.000

= 275.000 cm = 2750 m = 2,75 km

Jadi jarak sebenarnya Kota A ke Kota B adalah 2,75 km. Sedangkan pada peta yang menggunakan skala inchi berbanding mil maka cara perhitungannya adalah dengan mengkonversi satuan mil satuan inchi terlebih dahulu, dengan ketentuan 1 mil = 63.360 inchi.

Contoh

Skala 1 inchi: 4 mil

Berarti

1 inchi pada peta = 4 mil pada jarak sebenarya

                            = 4 x 63.360

                            = 253.440 inchi pada jarak sebenarnya.

Jadi 1 inchi di peta sama dengan 253.440 inchi pada jarak sebenarnya. Untuk menghitung jarak sebenarnya dari jarak yang ada di peta, digunakan kembali rumus di atas.

Contoh

Pada peta skala 1 inchi: 4 mil diketahui jarak Kota C ke Kota D adalah

6 inchi. Berapakah jarak sebenarnya?

Jawab

JS= JP x S

= 6 x (4 x 63.360)

= 6 x 253.440

= 1.520.640 inchi

Jadi jarak sebenarya Kota C ke Kota D adalah 1.520.640 inchi atau apabila dikembalikan ke satuan mil (dibagi 63.360) menjadi 24 mil. Bagaimanakah jika kita berniat untuk mengubahnya ke dalam satuan km? Cobalah menghitungnya dengan patokan 1 inchi = 2,54 cm dan 1 mil = 1,60934 km.

Skala Grafik (Tongkat)

Skala grafik adalah jenis skala peta yang menggunakan bentuk ruas garis bilangan sebagai pembanding jarak.

Contoh

Arti dari skala grafik di atas ialah setiap 1 cm di peta sama dengan 10 km pada jarak sebenarnya. Apabila skala grafik di atas diubah menjadi skala angka maka didapatkan skala 1: 1.000.000.

Skala Verbal

Skala verbal adalah skala peta yang dinyatakan dalam bentuk kalimat.

Contoh

  1. Satu cm berbanding 50 km. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 50 km pada jarak sebenarnya.
  2. Satu inci berbanding 10 mil. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 10 mil pada jarak sebenarnya.

Simbol

Simbol merupakan jembatan antara pembuat peta dengan pengguna. Pembuat peta harus membuat simbol yang memungkinkan pengguna dapat memahami maksud simbul tersebut. Pembuat peta harus membuat simbol yang sederhana, mudah digambar, tetapi cukup teliti untuk mencerminkan data, sedangkan pengguna peta menuntut simbol harus jelas, mudah dibaca, dan mudah diterjemahkan, baik arti, maupun nilainya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa simbol harus kontras antara simbol yang satu dengan simbol lainnya dan harus menarik.


Simbol Titik

Simbol titik dapat berupa simbol gambar dan simbol geometrik. Simbol gambar merupakan simbol yang menggunakan gambar sesuai dengan keadaan sebenarnya. Contoh penggunaan simbol gambar dapat dilihat pada gambar 1.7.
Simbol geometrik merupakan simbol yang menggunakan gambar berupa bangun matematika. Contoh penggunaan simbol geometrik dapat dilihat pada gambar 1.8.
Ragam penggunaan simbol geometrik.

Simbol Garis

Jalan, sungai, dan batas wilayah pada peta menggunakan simbol garis (Gambar 1.9). Garis juga digunakan untuk membatasi wilayah-wilayah yang memiliki fenomena sama. Misalnya, garis-garis isohaline yang menghubungkan wilayah laut yang memiliki kadar garam yang sama 



Penggunaan simbol garis pada peta Sebaran Salinitas Lautan.



Simbol Area (Wilayah)

Objek di permukaan bumi yang berbentuk area atau wilayah seperti perkebunan, daerah rawa, persawahan, dan hutan digambarkan oleh simbol area (wilayah). Contoh penggunaan simbol bidang dapat dilihat pada Gambar 1.11.



Tata Penulisan (Lettering)

Pada peta terdapat aturan-aturan penulisan objek-objek geografi. Setidak-tidaknya Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus dipatuhi (Gambar 1.12).


  1. Nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan harus ditulis dengan huruf kapital tegak.
  2. Nama-nama samudra, teluk yang luas, laut, dan selat yang luas harus ditulis dengan huruf kapital miring.
  3. Nama-nama kota kecil dan gunung harus ditulis dengan huruf kecil tegak. Awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar.
  4. Nama-nama sungai, danau, selat yang sempit, dan teluk yang sempit harus ditulis dengan huruf kecil miring.

Warna Peta

Warna pada peta memiliki makna tersendiri (Gambar 1.13). Penggunaan warna hijau identik dengan dataran rendah dan tutupan vegetasi. Biru untuk perairan, dan cokelat untuk daratan. Lima warna yang
umum digunakan pada peta adalah sebagai berikut.





  1. Warna merah dan hitam umumnya digunakan untuk mewakili hasil budaya manusia, meliputi jalan, batas daerah, kota, dan lain sebagainya. Merah dan hitam juga digunakan untuk mewakili gunung api aktif (warna merah) dan yang tidak aktif (hitam).
  2. Warna hijau untuk mewakili kenampakan vegetasi dan biasanya juga digunakan untuk mewakili dataran rendah.
  3. Warna biru untuk mewakili perairan seperti danau, sungai, dan laut. Semakin tua warna biru pada peta maka semakin dalam suatu perairan.
  4. Warna kuning dan cokelat untuk mewakili dataran tinggi dan pegunungan. Makin tua warna cokelat di suatu wilayah pada peta, makin tinggi relief wilayah tersebut.
  5. Warna putih untuk mewakili kenampakkan gletser di muka bumi. Misalnya, untuk mewakili daerah kutub dan gletser di atas pegunungan tinggi.

Proyeksi Peta

Bumi kita merupakan bentuk tiga dimensi, tetapi peta merupakan bentuk dua dimensi. Walaupun demikian terdapat tiga aspek yang harus dipenuhi oleh sebuah peta yaitu sebagai berikut.
  1. Conform, berarti bentuk yang digambarkan di peta harus sesuai dengan aslinya.
  2. Equivalent, berarti daerah yang digambar di peta harus sama luas dengan aslinya.
  3. Equidistant, berarti jarak yang digambar pada peta harus tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya.
Untuk memenuhi ketiga aspek tersebut tidak mungkin, sehingga harus mengorbankan salah satu. Sebagai jalan kompromi, digunakan proyeksi. Proyeksi adalah pemindahan dari bidang lengkung ke bidang datar. Proyeksi berguna untuk menghindari atau memperkecil kesalahan dalam membuat peta. Macam-macam proyeksi peta adalah sebagai berikut.

1. Proyeksi azimuthal (zenithal projection), adalah bidang proyeksi yang berupa suatu bidang datar yang menyinggung bola, pada kutub ekuator atau sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi ini paling baik untuk menggambar daerah di sekitar ekuator (Gambar 1.14).




2. Proyeksi silinder (Mercator projection), adalah semua garis horizontal dan meridian berupa garis lurus vertikal. Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator sebab ke arah kutub terjadi pemanjangan garis (Gambar 1.15).

3. Proyeksi kerucut (conical projection), adalah garis yang memotong atau menyinggung globe dan bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini menggambarkan daerah dilintang 45° (Gambar 1.16).



Jenis-Jenis Peta
Berdasarkan informasi atau isinya peta dapat dibagi menjadi dua
bagian.
  1. Peta umum (peta ikhtisar), adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu di permukaan bumi secara umum. Peta umum dibedakan menjadi dua, yaitu peta chorografi dan peta topografi. Peta chorografi adalah peta yang menampilkan permukaan bumi secara umum, seperti peta dunia, peta benua, dan peta kabupaten (Gambar 1.17). Peta topografi adalah peta yang menampilkan relief permukaan bumi.
  2. Peta khusus (tematik) adalah peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja di permukaan bumi. Contoh peta tematik antara lain peta pariwisata, peta kepadatan penduduk (Gambar 1.18), peta pertambangan, dan sebagainya.
Sementara itu, berdasarkan skalanya peta diklasifikasikan menjadi lima.
  1. Peta kadaster, berskala 1: 100 s.d. 1: 5.000.
  2. Peta skala besar, berskala 1 : 5.000 s.d. 1: 250.000.
  3. Peta skala sedang, berskala 1: 250.000 s.d 1: 500.000.
  4. Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s.d 1:1.000.000.
  5. Peta skala sangat kecil, berskala lebih besar dari 1 : 1.000.000



Komponen Kelengkapan Peta

Sebuah peta dikategorikan ideal apabila memenuhi komponenkomponen berikut ini.

1. Judul Peta

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting dalam peta. Jika sebuah peta berjudul Peta Persebaran Barang Tambang di Indonesia, dapat dipastikan isi petanya adalah persebaran barang tambang di Indonesia.

2. Garis Astronomis

Terdiri atas garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang sejajar dengan garis khatulistiwa, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa. Garis astronomis berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat.

3. Inset

Inset adalah peta berukuran kecil yang disisipkan pada peta utama. Peta inset dapat diletakkan pada bagian sisi kiri, kanan, atau bawah peta. Kegunaannya untuk menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan.

4. Garis Tepi Peta (Border)

Garis tepi merupakan garis pembatas peta yang mengelilingi peta, berguna untuk membantu saat menggambar pulau, kota, ataupun wilayah yang dimaksud tepat ditengah-tengahnya.

5. Skala Peta

Skala adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya dipermukaan bumi. Ada beberapa cara untuk menyajikan skala, yaitu dengan cara pecahan, verbal, dan garis (batang).

6. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta

Peta dibuat oleh perseorangan atau lembaga, berguna untuk mengetahui asal peta tersebut diperoleh sehingga ada kepastian bahwa peta tersebut bukan peta fiktif. Lembaga yang biasa menerbitkan peta adalah Bakosurtanal, Jawatan Topografi Angkatan darat, dan Badan Pertanahan Nasional. Tahun pembuatan penting untuk diketahui terutama oleh pengguna agar diketahui kapan data dalam peta tersebut dibuat, sehingga dapat diketahui datanya masih layak atau sudah tidak berlaku.

7. Arah Mata Angin (Orientasi)

Arah mata angin (orientasi) dibuat untuk mengetahui arah utara, selatan, barat, maupun timur dalam peta.

8. Legenda

Legenda merupakan informasi yang disampaikan oleh peta, berguna untuk menjelaskan simbol-simbol yang terdapat dalam peta.

Share with your friends

Related Posts

Give us your opinion

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done