Sumber: flickr.com/roba66 (2015) |
I. Letak Indonesia Secara Astronomis, Geografis, dan Geologis
A. Letak Indonesia Secara Astronomis
1. Pengertian Letak Indonesia Secara Astronomis
Indonesia berada di antara 6°LU (Lintang Utara) - 11°LS (Lintang Selatan) dan 95°BT (Bujur Timur) - 141°BT (Bujur Timur). Batas wilayah Indonesia sebagai berikut:
- Batas wilayah utara di 6°08' LU adalah Pulau Weh (pulau paling utara di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam).
- Batas wilayah selatan di 11° 15' LS adalah Pulau Rote (pulau paling selatan di provinsi Nusa Tenggara Timur).
- Batas wilayah barat pada 95° 45' BT adalah Pulau Benggala (pulau paling barat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam).
- Batas wilayah timur pada 141° 05' BT adalah Sungai Fly (sungai yang berada di kota Merauke Provinsi Papua).
Letak Indonesia berdasarkan garis lintang dan garis bujur merupakan wujud letak astronomis. Letak astronomis disebut juga letak absolut. Letak absolut mengidentifikasikan setiap lokasi sebagai titik melalui ukuran bujur dan lintang.
2. Pengaruh Letak Astronomis Terhadap Iklim Indonesia yang Bercorak Tropis
Letak secara astronomis memengaruhi iklim suatu wilayah. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan intensitas sinar matahari yang diterima setiap wilayah. Letak astronomis wilayah Indonesia berada di sekitar garis equator (khatulistiwa). Pengaruh letak secara astronomis terhadap wilayah Indonesia,
yaitu:
- Indonesia dikategorikan negara beriklim tropis dengan rata-rata suhu dan kelembaban udara yang tinggi. Suhu udara yang relatif tinggi terjadi karena pengaruh intensitas matahari yang tinggi. Sedangkan kelembaban yang tinggi karena pengaruh angin yang membawa uap air dari perairan laut.
- Penyinaran matahari berlangsung sepanjang tahun. Wilayah Indonesia mendapat penyinaran matahari sepanjang tahun dengan intensitas yang hampir sama dalam durasi waktu 12 jam sehingga mengakibatkan suhu udara tinggi (senantiasa > 18oC).
- Memiliki hutan hujan tropis yang luas. Hutan hujan tropis di Indonesia dengan berbagai jenis flora dan fauna tumbuh di pulau-pulau besar, seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Iklim tropis dapat dilihat dari pembagian iklim matahari seperti terlihat pada gambar berikut.
![]() |
Pembagian Iklim Matahari |
3. Pengaruh Letak Astronomis Terhadap Pembagian Zona Waktu di Indonesia
Bumi merupakan salah satu planet dalam tata surya kita. Selain berevolusi, bumi juga berotasi. Secara astronomis, waktu yang diperlukan Bumi untuk berotasi yaitu 24 jam, sehingga dapat ditentukan pembagian zona waktu berdasarkan besar lingkaran rotasi Bumi, yakni 360° : 24 =15 derajat/jam. Dengan demikian, terdapat perbedaan waktu selama 1 jam setiap 15 derajat bujur. Indonesia terletak di antara bujur 95° sampai 141°. Pulau Benggala sebagai wilayah paling barat (95° 45' BT), dan Sungai Fly sebagai wilayah paling timur (141° 05' BT). Jadi, wilayah Indonesia terbentang sepanjang 45 derajat bujur. Pemerintah RI mengeluarkan kebijakan melalui Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1987 yang menetapkan tiga zona waktu yang berlaku di Indonesia. Tiga zona waktu tersebut antara lain adalah WIB (Waktu Indonesia Barat / GMT + 7), WITA (Waktu Indonesia Tengah / GMT + 8), dan WIT (Waktu Indonesia Timur / GMT + 9). Wilayah Indonesia yang termasuk zona WIB meliputi Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Madura, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah Indonesia yang termasuk pada zona WITA terdiri atas wilayah Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sedangkan wilayah Indonesia yang termasuk pada zona waktu WIT terdiri atas wilayah Kepulauan Maluku, Pulau Papua, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.
![]() |
Peta Tiga Zona Waktu di Indonesia. |
4. Keuntungan Letak Astronomis untuk Indonesia
Letak Indonesia secara astronomis memiliki pengaruh terhadap kondisi wilayah Indonesia. Keuntungan dari letak astronomis tersebut ialah Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang luas. Keberadaan hutan hujan tropis bermanfaat dalam menyuplai oksigen yang dibutuhkan untuk mengurangi pemanasan global. Selain itu, hutan hujan tropis juga merupakan habitat ideal bagi flora dan fauna. Indonesia memiliki habitat flora dan fauna yang beraneka ragam. Keuntungan lain dari letak astronomis untuk Indonesia adalah tersedianya lahan pertanian dan perkebunan yang luas. Lahan pertanian tersebut sangat penting untuk menghasilkan berbagai jenis komoditas pangan bagi penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih dari seperempat miliar.
![]() |
Sumber: freepik.com/@rahmadhimawan (2021) |
B. Letak Indonesia Secara Geografis
1. Pengertian Letak Indonesia Secara Geografis
Letak secara geografis dapat disebut sebagai letak relatif. Indonesia secara geografis terletak di antara dua benua dan dua samudra. Dua benua yang mengapit Indonesia yaitu Benua Asia (di sebelah utara) dan Benua Australia (di sebelah selatan). Dua samudra yang mengapit Indonesia adalah Samudra Pasifik (di sebelah timur) dan Samudra Hindia (di sebelah barat dan selatan). Tidak menutup kemungkinan apabila letak Indonesia dapat berubah di masa depan, karena hal ini bergantung pada aktivitas tektonisme. Letak Indonesia secara geografis dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.
![]() |
Letak Geografis Indonesia |
2. Pengaruh Letak Indonesia Secara Geografis Terhadap Iklim
Letak geografis memengaruhi musim di Indonesia. Indonesia memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan kemarau. Kedua musim ini terjadi karena pengaruh angin muson barat laut dan angin muson tenggara. Angin muson barat membuat laut bersifat basah dan mengandung banyak uap air laut,
sehingga mendatangkan musim hujan. Sedangkan angin muson tenggara bersifat kering sehingga mendatangkan musim kemarau. Gerakan angin muson tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut.
![]() |
Pergerakan Angin Muson di Indonesia |
3. Pengaruh Letak Geografis Indonesia di Persimpangan Lalu Lintas Dunia
Letak Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudra berpengaruh pada posisi strategis lalu lintas dunia. Indonesia berada pada jalur silang lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia. Jika dilihat dari segi historis, posisi silang tersebut berdampak pada kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Posisi silang tersebut memungkinkan masuknya pengaruh peradaban dan kebudayaan dari negara lain. Masuknya peradaban dan kebudayaan asing menyebabkan tumbuhnya keberagaman budaya di Indonesia. Selain itu, pengaruh letak geografis Indonesia juga berpengaruh terhadap geopolitik. Indonesia memiliki geopolitik yang strategis, karena berada di antara negaranegara besar yang berpengaruh dalam berbagai bidang, seperti perdagangan, teknologi, persenjataan, dan sebagainya. Oleh karena itu, Indonesia harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan posisi tersebut untuk kemajuan bangsa Indonesia. Jika dilihat dari segi ekonomis, posisi Indonesia dapat memberikan pengaruh besar dalam perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan posisi strategis Indonesia secara optimal dan konsisten akan berdampak pada tingkat kemakmuran bangsa. Posisi ekonomi yang strategis tersebut dapat mendorong Indonesia sebagai poros maritim dunia. Poros maritim merupakan wahana strategis untuk mewujudkan perbaikan transportasi kelautan, keamanan maritim, pengembangan industri perikanan dan perkapalan, serta terjaminnya konektivitas antar pulau. Terdapat lima pilar dalam poros maritim.
- Pembangunan kembali budaya maritim indonesia.
- Komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dan menempatkan nelayan sebagai pilar utamanya.
- Komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
- Diplomasi maritim yang mengarahkan program kerjasama dengan mitra dalam bidang kelautan.
- Pembangunan kekuatan pertahanan maritim.
Terdapat dua aspek penting dalam pembangunan poros maritim dunia.
- Aspek komponen tata kelola yang baik untuk menentukan pengembangan aspek kemaritiman dan ekonomi kelautan dalam mewujudkan poros maritim dunia. Aspek ini meliputi sumber daya manusia, budaya bahari, IPTEK kelautan, kualitas kelautan, daya dukung lingkungan laut, pengawasan laut, penataan ruang laut, pengaturan alur laut, pertahanan dan keamanan laut.
- Aspek kemaritiman dan ekonomi kelautan dijadikan sebagai aspek unggulan dan andalan dalam mencapai poros maritim dunia. Pembangunan dan pengembangan pada aspek ini meliputi tol laut, mineral dasar laut, sumber daya perikanan, migas lepas pantai, wisata bahari, dan industri maritim.
![]() |
Pola Transportasi Dunia Sumber: John Allen, Student Atlas of Anthropology, Hak Cipta © 2004 oleh The McGraw-Hill Companies |
Poros maritim dunia (PMD) juga memiliki makna penting bagi geopolitik Indonesia. Posisi Indonesia yang berada pada jalur utama perdagangan dunia akan dapat mendorong kepentingan berbagai negara di dunia, terutama negara-negara maju untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, seperti infrastruktur, ekonomi, budaya, teknologi, pendidikan, dan sebagainya. Kondisi hubungan global yang demikian tentu akan menjadi peluang dan tantangan positif bagi Indonesia untuk memajukan pembangunan di berbagai bidang sehingga dapat terjadi percepatan peningkatan kesejahteraan. Misalnya percepatan pembangunan infrastruktur transpotasi dan investasi bidang pertambangan yang dapat membuka lapangan kerja baru di Indonesia.
4. Keuntungan Letak Indonesia Secara Geografis
Letak geografis Indonesia memberikan banyak keuntungan, mulai dari sisi ekonomi, kekayaan alam, hingga keberagaman budaya. Keuntungan letak geografis Indonesia sebagai berikut.
a. Berada di Lintas Perdagangan Internasional
Indonesia terletak di jalur pelayaran dan perdagangan negara-negara di dunia. Posisi ini dilihat dari letak Indonesia yang berada di antara dua samudra dan dua benua yang menjadi tempat lalu lintas perdagangan internasional. Titik persilangan kegiatan perekonomian yang berada di Indonesia ini sebagai lokasi perdagangan negara berkembang dengan negara industri. Negaranegara ini seperti Eropa, Afrika, Asia dengan RRC, Korea, dan Jepang
b. Indonesia Menjadi Negara Agraris
Indonesia dilalui dua angin muson yang dipengaruhi oleh penguapan samudra pasifik dan samudra hindia. Benua Australia dan Asia yang dipisahkan garis equator memengaruhi laju angin muson. Hal ini menyebabkan terbentuknya dua musim di Indonesia yang bergantian 6 bulan sekali meliputi musim penghujan dan kemarau. Adanya musim ini memberikan pengaruh pada sektor pertanian. Suburnya tanah Indonesia sangat cocok untuk bidang pertanian seperti sayuran, kentang, padi, ketela, ubi, kacang-kacangan, dan lainnya.
c. Ketersediaan Tanah yang Subur
Curah hujan yang tinggi dan banyaknya intensitas sinar matahari menyebabkan kesuburan tanah di Indonesia. Posisi Indonesia pada Cincin Api Pasifik juga mendukung banyaknya material yang dikeluarkan dari aktivitas vulkanik sehingga menyebabkan tanah menjadi subur. Kesuburan tanah yang tinggi ini sangat mendukung kegiatan pertanian di Indonesia.
d. Keberagaman Budaya yang Tinggi
Posisi lalu lintas internasional mengakibatkan banyaknya kapal-kapal negara luar singgah di Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya proses akulturasi budaya dan suku bangsa, sehingga memengaruhi keberagaman budaya di Indonesia. Kondisi tersebut memberikan keuntungan dalam segi sosialbudaya.
Kekayaan dan keragaman budaya di Indonesia menjadi potensi dalam bidang pariwisata maupun sektor lainnya.
e. Memiliki Banyak Destinasi Wisata Alam yang Indah
Indonesia memiliki banyak objek wisata alam mulai dari air terjun, gunung, sungai, hingga pantai. Keuntungan ini diakibatkan kondisi dua musim di Indonesia yang memberikan dampak kondisi fisik wilayah Indonesia.
C. Letak Indonesia Secara Geologis
1. Pengertian Letak Geologis
Letak suatu wilayah yang didasarkan oleh struktur batu-batuan di dalam bumi serta fenomena geologi di wilayah tersebut disebut dengan letak geologis. Letak geologis juga berkaitan dengan posisi wilayah terhadap lempeng tektonik. Berdasarkan letaknya secara geologis, Indonesia dilalui oleh dua pegunungan muda, yakni pegunungan sirkum Mediterania di bagian barat dan pegunungan sirkum Pasifik di bagian tengah dan timur. Pegunungan Sirkum Mediterania merupakan hasil dari aktivitas tektonik lempeng yang bergerak ke arah utara. Pegunungan Sirkum Mediterania memanjang dari Pegunungan Alpen di Eropa, Pegunungan Himalaya di Asia, sampai deretan pegunungan di Pulau Sumatra dan Jawa. Pegunungan Sirkum Pasifik yang dikenal dengan daerah Cincin Api Pasifik merupakan hasil pergerakan ke arah timur dari aktivitas tektonik pada Lempeng Pasifik yang akhirnya mendorong lempeng di sekitarnya. Pegunungan Sirkum Pasifik memanjang dari Amerika hingga Selandia Baru, tepatnya mulai dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, Amerika Utara, kemudian Jepang, Filipina, lalu Sulawesi, Banda, dan berlanjut hingga Selandia Baru.
![]() |
Peta Letak Geologis Indonesia di antara Tiga Lempeng Tektonik Sumber: Manajemen Bencana Oleh/Drs. H.dedi Henidal, MM. (2018) |
Indonesia terletak di antara tiga lempeng dunia, yakni satu lempeng samudra dan dua lempeng benua. Lempeng samudra tersebut adalah lempeng Samudra Pasifik yang berada di sebelah utara-timur Indonesia. Dua lempeng benua yang dimaksud adalah Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Benua Indo-Australia. Lempeng Benua Eurasia terletak di utara-barat laut Indonesia yang terdiri atas Benua Eropa dan Asia. Lempeng Benua Indo-Australia terletak di selatan-barat Indonesia, lempeng benua ini terdiri atas Benua Australia dan Samudra Hindia. Ketiga lempeng dunia yang berada di sekeliling Indonesia saling bertumbukan. Di bagian barat, terdapat tumbukan antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia dan di bagian timur terdapat tumbukan antara Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, serta Lempeng Eurasia. Hal tersebut terjadi karena adanya pergeseran Lempeng Pasifik dan Indo- Australia menuju Lempeng Eurasia. Selanjutnya, Lempeng Pasifik terus mengalami pergerakan dari arah barat ke timur, sedangkan Lempeng Indo- Australia selalu bergerak menuju utara. Kedua lempeng tersebut menekan Lempeng Eurasia sehingga terjadi tumbukan antara ketiga lempeng yang sering kali memicu terjadi gempa bumi.
Indonesia terletak di antara dua paparan atau dangkalan. Dangkalan merupakan wilayah laut dangkal yang menghubungkan wilayah daratan yang besar. Wilayah daratan yang dimaksud dapat berupa negara, kawasan, maupun benua. Indonesia terletak di antara paparan Sunda dan paparan Sahul. Di bagian barat Indonesia terdapat paparan Sunda yang termasuk pada bagian tenggara dari Lempeng Eurasia dan terdiri atas pulau serta kawasan laut dangkal. Paparan Sunda berhubungan langsung dengan Benua Asia, membentang dari Pulau Kalimantan hingga Pulau Jawa meliputi wilayah Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa, Madura, Bali, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sedangkan Paparan Sahul terletak di Indonesia bagian timur. Paparan Sahul termasuk bagian dari Lempeng Australia yang juga menghubungkan Benua Australia dan Pulau Papua. Paparan Sahul terbentang sangat luas hingga Kalimantan dan Papua bahkan mencakup bagian utara Papua hingga utara Benua Australia.
2. Pengaruh Letak Indonesia Secara Geologis
Seperti yang kalian pernah pelajari, kerak bumi merupakan lapisan terluar Bumi sebagai tempat manusia berpijak. Kerak bumi mengambang di atas lapisan cair yang panas atau yang kita sebut dengan astenosfer. Karena berada di atas lapisan yang bersifat cair maka kerak bumi akan cenderung aktif bergerak yang dapat dijelaskan dengan teori-teori berikut. Menurut teori lempeng tektonik atau “Continental Drift” yang dikemukakan oleh Alfred Wegener seorang pakar meteorologi geofisika, bahwa berdasarkan penampakan geografis benua-benua di dunia dan temuan paleontologi, kerak bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang mengapung di atas massa cair. Berdasarkan teori tersebut dapat diketahui bahwa Bumi merupakan planet yang dinamis atau selalu bergerak. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan akan terjadinya tumbukan atau pemisah antar lempeng selama miliaran tahun silam yang menyebabkan terbentuknya morfologi Bumi seperti saat ini. Di Indonesia terdapat beberapa fenomena alam yang menunjukkan adanya patahan di permukaan bumi. Patahan Lembang atau dikenal Sesar Lembang merupakan fenomena gerakan lapisan bumi yang memanjang dari Kabupaten Padalarang hingga Jatinangor sejauh kurang lebih 29 Km. Sesar tersebut dapat menyebabkan gempa hingga berkekuatan sekitar 6,8 hingga 7 skala ritcher. Sesar Lembang terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian/ segmen barat dan Segmen timur. Karena itu gempa yang diakibatkan memiliki skala yang berbeda-beda. Pergerakkan Sesar Lembang mencapai 3 milimeter/ tahun, namun segmen-segmennya memiliki pergerakan tersendiri sehingga pergerakkan sesar tersebut tidak berjalan sempurna. Meski pun demikian kecepatan Gerakan sesar Lembang ini selalu berubah-ubah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di antara tiga lempeng tektonik dunia yakni lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Di lepas pantai Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara terjadi tumbukan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia, sedangkan di wilayah Papua dan Maluku utara terdapat tumbukan antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Pasifik. Adanya tumbukan antar ketiga lempeng tersebut menyebabkan timbulnya kontur tanah dan relief yang bervariasi di Indonesia. Tak hanya itu tumbukan tersebut juga menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung api, baik yang aktif maupun tidak aktif, serta mengakibatkan terjadinya gempa tektonik di Indonesia.
a. Membentuk Rangkaian Pegunungan
Aktivitas pergerakan lempeng-lempeng tektonik dapat mengakibatkan terbentuknya rangkaian pegunungan di dunia. Adanya proses tektonik lempeng dari zaman mesozoikum hingga saat ini membentuk Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania dan Rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik. Oleh sebab itu Indonesia yang berada di antara kedua rangkaian pegunungan tersebut dapat memiliki banyak gunung aktif dan tidak aktif yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania terbentuk dari proses tektonik, yaitu bergeraknya Lempeng Gondwana menuju arah utara sehingga bertumbukan dengan Lempeng Eurasia yang mengakibatkan tertutupnya area Laut Tethys dan terbentuk rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania. Rangkaian pegunungan tersebut memanjang dari Afrika Utara tepatnya di Pegunungan Atlas yang berada di Maroko menuju Pegunungan Alpen di Swiss, selanjutnya memasuki wilayah Asia dan membentuk Pegunungan Asia Tengah dan berbelok ke selatan memasuki wilayah Indonesia seperti Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku yang sejajar dengan zona subduksi Lempeng Indo-Australia. Adanya Rangkaian Pegunungan Sirkum Mediterania di Indonesia membentuk dua busur pegunungan, yakni busur dalam (inner arc) dan busur luar (outer arc). Busur dalam atau inner arc bersifat aktif (vulkanik). Hal tersebut dikarenakan pegunungan busur dalam berhubungan langsung dengan proses subduksi, dimana lempeng menunjam ke dalam perut bumi, kemudian meleleh menjadi magma dan gunung api aktif. Pegunungan busur dalam memanjang dari Bukit Barisan di Pulau Sumatra, menuju Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Maluku membentuk jalur gunung api. Gunung api yang termasuk dalam busur dalam di Indonesia antara lain Gunung Leuser, Gunung Krakatau, Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani. Berbeda dengan busur dalam (inner arc), pegunungan busur luar (outer arc) bersifat tidak aktif. Hal tersebut dikarenakan gunung- gunung yang termasuk busur luar merupakan rangkaian pegunungan lipatan akibat dari tumbukan tepi lempeng. Di Indonesia, pegunungan busur luar dapat ditemukan di Pulau Simeulue, Nias, Enggano, dan Kepulauan Mentawai. Selanjutnya gununggunung tersebut memanjang membentuk jalur pegunungan di dasar laut pantai barat Pulau Sumatra hingga pantai selatan di Pulau Jawa. Kemudian gunung-gunung busur luar tersebut kembali muncul ke permukaan di daratan Pulau Sawu, Rote, Timor, Babar, Kepulauan Kei, Pulau Seram, dan Pulau Buru.
b. Terbangun Topografi yang Bervariasi
Indonesia memiliki topografi yang beragam. Topografi dapat terbentuk dari tenaga dalam bumi (endogen) dan tenaga luar bumi (eksogen). Tenaga endogen dipengaruhi oleh kondisi geologis Indonesia, sedangkan tenaga eksogen dipengaruhi tenaga matahari, air dan angin. Sebagai akibat dari kedua tenaga tersebut, Indonesia memiliki topografi yang beragam, di antaranya dataran rendah, dataran tinggi, gunung, serta pegunungan.
Topografi dataran tinggi dapat mengakibatkan terbentuknya iklim dataran tinggi. Iklim dataran tinggi dicirikan dengan variasi suhu tahunan dan harian yang tinggi, kelembaban udara yang rendah, tekanan udara yang rendah, serta sinar matahari yang terik. Di Indonesia wilayah yang termasuk pada dataran tinggi ialah Batu di Jawa Timur, Bandung di Jawa Barat, Brastag yang berada di Provinsi Sumatra Utara, dan Gayo yang terletak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Bentang alam berupa dataran tinggi ini dapat membentuk iklim dataran tinggi di Indonesia. Topografi di Indonesia selain berupa dataran rendah dan tinggi juga terdapat topografi atau relief berupa gunung dan pegunungan. Gunung merupakan relief permukaan bumi yang berupa cembungan dan pada umumnya terbentuk dari proses vulkanisme dan tektonisme. Vulkanisme ialah peristiwa naiknya magma yang ada di dalam perut bumi menuju ke permukaan bumi, sedangkan tektonisme merupakan proses pergerakan lempeng bumi yang menyebabkan terjadinya patahan dan lipatan di permukaan bumi.
c. Memunculkan Peristiwa Gempa
Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang terjadi akibat dari proses pelepasan tenaga dari bumi karena pergeseran lempeng tektonik. Gempa tektonik termasuk dalam gempa yang paling besar dampaknya karena dampak yang dirasakan bisa mencakup wilayah yang sangat luas. Gempa ini sering terjadi di dunia, bahkan 95% peristiwa gempa di seluruh dunia merupakan gempa tektonik. Salah satu peristiwa tektonisme yang dapat menimbulkan gempa bumi ialah peristiwa patahan atau dislokasi. Peristiwa patahan dapat menyebabkan gelombang getaran yang merambat ke segala arah melalui materi penyusun bumi sehingga dapat menghancurkan bagian permukaan bumi yang tidak dapat menahannya.
3. Pengelolaan Potensi Geografis Indonesia
Aspek geografis Indonesia dapat memengaruhi potensi sumber daya di Indonesia. Sebagai negara beriklim tropis, tentunya Indonesia memiliki potensi dalam bidang pertanian. Tak hanya itu, aspek geografis juga menjadikan Indonesia memiliki potensi sumber daya laut dan darat yang perlu dikelola dengan baik. Pemanfaatan sumber daya alam yang baik dapat mengurangi risiko kerusakan lingkungan. Indonesia memiliki potensi alam dalam bidang pertanian yang tinggi. Tingginya potensi pertanian tersebut dikarenakan suburnya wilayah daratan Indonesia. Hal itu dapat terjadi karena wilayah daratan Indonesia yang banyak dilalui oleh pegunungan. Potensi sumberdaya pertanian tersebut dapat menjadi sumber daya alam pertanian yang besar sehingga Indonesia juga disebut sebagai negara agraris. Indonesia memiliki potensi pertanian yang besar, namun belum terkelola secara optimal. Impor bahan pangan masih sering terjadi, seperti beras, gula, dan buah-buahan dari Thailand. Oleh karena itu, jika pemanfaatan potensi pertanian dapat dioptimalkan, maka impor bahan pangan dapat dikendalikan atau bahkan dihentikan, dan ketahanan pangan di Indonesia akan maksimal.
II. Potensi Sumber Daya Alam Indonesia dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan
A. Pengertian dan Klasifikasi Sumber Daya Alam
1. Pengertian Sumber Daya Alam
Ketersediaan sumber daya alam berhubungan dengan kemajuan suatu negara. Segala potensi benda mati dan makhluk hidup yang mendukung kelangsungan hidup manusia dalam mencukupi kebutuhannya disebut sumber daya alam. Selain itu, sumber daya alam juga berarti seluruh unsur lingkungan hidup yang membentuk kesatuan ekosistem meliputi sumber daya hayati dan nonhayati (UU RI No. 32/2009).
Sumber daya alam memiliki nilai yang berbeda-beda. Nilai yang dimiliki dari setiap sumber daya akan menentukan tingkat pentingnya keberadaan sumber daya tersebut.
- Nilai hukum sumber daya alam. Nilai ini meliputi adanya keterkaitan undang-undang atau peraturan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Nilai ini dijadikan acuan dalam perlindungan sumber daya alam sehingga aspek hukum dapat berlaku.
- Nilai etika sumber daya alam. Nilai ini berkaitan dengan kegiatankegiatan dalam pelestarian sumber daya alam yang ada. Kegiatan ini untuk mendukung kehidupan generasi mendatang. Nilai ini dijadikan acuan dalam menjaga ketersediaan dan keberlangsungan sumber daya alam.
- Nilai ekonomi sumber daya alam. Nilai ini berarti sumber daya alam memiliki potensi ekonomi yang dapat diperdagangkan. Dengan nilai ini maka dapat dijadikan acuan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Contohnya yaitu produk perkebunan, mineral, dan pertanian.
- Nilai estetika sumber daya alam. Nilai ini berarti perilaku menghargai dengan adanya keindahan sumber daya alam yang ada. Contohnya yaitu pemandangan pegunungan, pantai, hutan, air terjun, laut, dan danau.
2. Klasifikasi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Klasifikasi tersebut berdasarkan jenis, sifat, dan potensinya.
a. Sumber Daya Alam Berdasarkan Jenisnya
Sumber daya alam berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam nonhayati (abiotik) dan hayati (biotik). Uraian sumber daya alam tersebut sebagai berikut ini:
1) Sumber Daya Alam Nonhayati (Abiotik)
Sumber daya alam fisik yang berbentuk benda mati di lingkungan kita disebut sumber daya alam abiotik. Contoh sumber daya ini meliputi mineral, batuan, udara, air, dan tanah. Jenis sumber daya alam ini dibagi menjadi dua yaitu yaitu dapat diperbarui (air dan udara) dan tidak dapat diperbarui (mineral). Indonesia memiliki potensi sumber daya alam abiotik ini, sehingga memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Energi air merupakan salah satu sumber daya alam abiotik yang dapat dimanfaatkan. Sumber energi ini didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki air. Saat ini, sekitar 20% konsumsi listrik dunia dipenuhi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Di Indonesia terdapat puluhan PLTA, seperti PLTA Singkarak (Sumatra Barat), PLTA Gajah Mungkur (Jawa Tengah), PLTA Karangkates (Jawa Timur), PLTA Riam Kanan (Kalimantan Selatan), dan PLTA Larona (Sulawesi Selatan).
2) Sumber Daya Alam Hayati (Biotik)
Sumber daya alam ini berupa makhluk hidup (tumbuhan dan hewan). Contoh: tanaman pertanian, hewan liar, pakan ternak, hutan, dan hewan peliharaan. Sumber daya alam ini sangat berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia sehari-hari. Sumber daya alam hayati dapat terus meregenerasi dan memproduksi selama kondisi lingkungan tetap baik dan menguntungkan. Ini yang menyebabkan sumber daya hayati (biotik) termasuk pada renewable resources. Salah satu pemanfaatan sumber daya alam biotik adalah biomassa. Biomassa adalah jenis energi biotik yang terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa antara lain bahan bakar kayu, limbah dan alkohol. Pembangkit listrik biomassa di Indonesia seperti PLTBM Pulubala di Gorontalo yang memanfaatkan bonggol jagung.
b. Sumber Daya Alam Berdasarkan Sifatnya
Jenis sumber daya alam ini terdiri dari dua bagian yaitu sumber daya alam dapat diperbarui (renewable resources) dan tidak dapat diperbarui (unrenewable resources). Uraian sumber daya alam tersebut sebagai berikut
1) Sumber Daya Alam dapat Diperbarui (Renewable Resources)
Jenis sumber daya alam ini memiliki kemampuan untuk regenerasi (pemulihan). Sumber daya alam yang ketika persediaannya habis, maka dengan periode waktu yang singkat dapat diproduksi kembali melalui proses mekanis, kimia, maupun fisik disebut sumber daya alam dapat diperbarui. Sumber daya
alam ini dapat dibagi menjadi abiotik (air, energi matahari, dan angin) dan biotik (hewan dan tumbuhan). Dalam keadaan normal, renewable resources tidak pernah habis. Sumber daya alam abiotik juga disebut dengan sumber daya yang tidak habis dipakai (inexhaustible resources). Sumber daya alam yang dapat diperbarui memiliki kapasitas untuk memproduksi dan memperbarui diri dalam kurun waktu tertentu. Namun perlu diperhatikan, kondisi ini bergantung pada seberapa cepat dan banyak orang yang menggunakannya. Potensi sumber daya alam ini yaitu energi bayu yang berarti sumber energi terbarukan yang dihasilkan oleh angin diubah menjadi energi kinetik atau listrik. Pemanfaatan energi angin menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan seperti pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta. Selanjutnya ada di Kampung Bungin, Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Desa ini merupakan wilayah yang jauh dari pusat kota dan berada di pesisir pantai Laut Jawa. Akses yang cukup sulit dan memakan waktu lama membuat desa itu sering mengalami pemadaman listrik dalam waktu cukup lama. Desa Pantai Bakti memiliki potensi yang tidak dimiliki daerah lain. Kampung Bungin memiliki sumber angin yang banyak dan belum termanfaatkan. Sebagai contoh Pembangunan turbin angin dan instalasi penyaluran energi listriknya di Timor Tengah Selatan yang memanfaatkan angin di wilayah mereka supaya bisa membuat
masyarakat sekitar menjadi produktif. (research.eng.ui.ac.id).
![]() |
Sinar Matahari dan Tumbuhan Merupakan Sumber Daya Alam Dapat Diperbarui Sumber: freepik.com/jannoon028/photobeps (2021) |
2) Sumber Daya Alam Tidak Dapat Diperbarui (Unrenewable Resources)
Sumber daya alam tidak dapat diperbarui (tak terbarukan) adalah sumber daya alam yang akan habis dan tidak tersedia lagi setelah dikonsumsi atau dipakai selama kurun waktu tertentu. Sumber daya alam ini tersedia dalam jumlah yang terbatas. Unrenewable Resources tidak dapat diproduksi ulang dengan mudah. Contoh: bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, minyak bumi), mineral (logam dan non logam), dan bahan bakar nuklir (uranium). Namun Unrenewable Resources dapat didaur ulang (berarti dapat digunakan berulang kali). Contoh logam (seng, aluminium, dan timbal), mineral non logam (berlian),
dan bahan berasal dari bahan bakar fosil (plastik). Sumber daya alam Unrenewable Resources telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk. Pemanfaatan batu bara untuk pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di mulut tambang. Industri minyakbumi Indonesia meliputi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina, Total, ConocoPhillips, PetroChina, CNOOC, Medco, BP, Kodeco, dan Exxon Mobil. Fasilitas pemurnian bauksit yang menghasilkan alumina di PT Well Harvest Winning di Ketapang, Kalimantan Barat.
![]() |
Batu Bara Merupakan Sumber Daya Alam Tidak Dapat Diperbarui Sumber: freepik.com/dashu83 (2021) |
c. Sumber Daya Alam Berdasarkan Potensinya
Jenis sumber daya alam ini terdiri dari tiga bagian yaitu sumber daya alam materi, energi, dan ruang. Masing-masing jenis tersebut diuraikan di bawah ini.
1) Sumber Daya Alam Materi.
Sumber daya yang dapat dimanfaatkan bentuk fisiknya seperti kayu, emas, besi, dan batu disebut sumber daya alam materi. Potensi Indonesia yang kaya bijih besi disebabkan oleh struktur geologi yang dimiliki Indonesia yang sangat kompleks. Sumber daya bijih besi yang tersebar di tiap Provinsi Indonesia mencapai 1 miliar ton (kurang lebih 0,49% dari total sumber daya dunia).
2) Sumber Daya Alam Energi.
Sumber daya yang dimanfaatkan energinya seperti energi pasang surut, sinar matahari, gas bumi, dan minyak bumi. Salah satu pemanfaatan sumber daya alam energi ini adalah matahari. Energi matahari merupakan energi terbarukan yang bersumber dari radiasi sinar dan panas yang dipancarkan matahari. Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di Indonesia antara lain: PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor Barat (NTT)
3) Sumber Daya Alam Ruang.
Sumber daya alam ini adalah sumber daya yang berbentuk ruang. Sumber daya alam ini digunakan untuk tempat tinggal dan beraktivitas manusia. Contohnya yaitu lahan/tanah
B. Potensi dan Sebaran Sumber Daya Alam Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam. Keberadaan sumber daya alam menjadi kunci dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Kekayaan sumber daya alam dijadikan modal terpenting dalam menyejahterakan masyarakat dan memajukan suatu negara. Kemampuan sumber daya alam untuk dapat dikembangkan dalam pemenuhan kebutuhan dan kelangsungan hidup manusia disebut potensi sumber daya alam. Kehutanan, pariwisata, tambang, dan kelautan merupakan potensi yang dikembangkan di Indonesia.
1. Potensi Sumber Daya Alam Indonesia
a. Kehutanan
Indonesia memiliki berbagai jenis hutan, seperti hutan sabana, hutan lumut, hutan hujan tropis, hutan hujan pegunungan, hutan mangrove, hutan musim, dan lainnya. Keseluruhan hutan yang ada memiliki peran pada kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat hutan salah satunya pada hutan tropis yaitu mampu menjaga keberlangsungan hidup berbagai jenis vegetasi yang memiliki daun lebar. Pada hutan tropis juga terdapat pohon rotan yang memiliki nilai tinggi dan banyak diminati sebagai komoditas ekspor.
1) Hutan Hujan Tropis.
Hutan hujan tropis yang di dalamnya terdapat berbagai variasi tumbuhan dan memiliki kerapatan yang tinggi disebut hutan hujan tropis. Sinar matahari tidak bisa mencapai permukaan tanah dan memiliki suhu bulanan >18o. Daerah yang memiliki hutan ini memiliki curah hujan tahunan minimum sebesar 1.750 mm – 2.000 mm. Hutan ini berada pada daerah kering, dataran rendah hingga ketinggian 1.200 mdpl, tanah subur, dan memiliki jumlah bulan kering < 2 per tahun. Tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
2) Hutan Musim (Monsun).
Hutan campuran pada daerah yang memiliki curah hujan tahunan 1.500 – 4.000 per tahun disebut hutan musim. Jumlah bulan kering berkisar 4-6 per tahun. Pada musim kering, pohon yang ada di hutan musim beradaptasi dengan menggugurkan daunnya (mengurangi penguapan) agar dapat tetap hidup dan berkembang. Jenis pohon ini meliputi Jati, Kesambi, Bilang, Bungut, dan Dlingsem. Hutan ini tersebar di wilayah Indonesia bagian tengah yaitu Jawa dan Nusa Tenggara.
3) Hutan Hujan Pegunungan.
Hutan hujan pegunungan memiliki pohon-pohon yang senantiasa hijau dan tidak pernah menggugurkan daunnya. Selain itu, hutan ini memiliki kerapatan tumbuhan yang tinggi. Contohnya rasamala, pinus, damar, dan jemuju. Jenis hutan ini terdiri dari tiga bagian subzona, yaitu submontana (1.000 – 1.500 mdpl), montana (1.500 – 2.400 mdpl), dan subalpin (2.400 mdpl). Hutan ini ada diSumatra, Sulawesi, Papua, dan Kalimantan.
4) Hutan Sabana.
Hutan sabana dengan mayoritas tumbuhannya berupa semak belukar dan diselingi padang rumput dan tanaman berduri disebut hutan sabana. Tumbuhan yang tumbuh di hutan ini mampu tumbuh meskipun dengan curah hujan yang rendah (<1.200 mm/tahun). Kemampuan tersebut dapat ada dikarenakan tubuh tumbuhan dapat menyimpan air. Contohnya Leguminosae, Caesalpinea, Euphorbiaceae, dan kaktus. Hutan sabana ada di Flores, Timor, dan Sumba.
5) Hutan Rawa.
Hutan rawa yang ditumbuhi pohon berakar lutut dengan tunas yang selalu terendam dan memiliki tanah aluvial yang tergenang air tawar disebut hutan rawa. Pohon di hutan rawa memiliki tajuk berlapis yang mencapai ketinggian 50 hingga 60 m. Contoh tumbuhannya seperti pohon jelutung, rengas, resak, serta ramin. Hutan ini ada di sepanjang pantai timur Papua, Kalimantan, dan Sumatra.
6) Hutan Mangrove/pantai/pasang surut/payau/bakau.
Formasi hutan khas tropika adalah jenis hutan ini. Hutan mangrove terdapat di pantai berlumpur, sedikit berpasir, dan tenang. Pohon yang mendominasi pada hutan ini yaitu bakau. Tersebar di pantai Sumatra, Papua, Jawa, Bali, Maluku, dan Kalimantan.
7) Hutan Gambut.
Daerah beriklim tipe A dan B yang memiliki tanah organosol (berisi tanah bahan organik ) atau histosol banyak ditumbuhi hutan gambut. Hutan jenis ini memiliki pH rata-rata 3,5 – 4,0 dan selalu digenangi air tawar secara periodik. Hutan ini tumbuh di tumpukan bahan organik dan keberlangsungan hidupnya tergantung pada hujan. Hutan ini tersebar di Kalimantan Barat, Papua, Riau (Sumatra), dan Kalimantan Tengah.
8) Hutan Lumut.
Banyaknya lumut yang tumbuh menutupi muka tanah dan batang pohon disebut hutan lumut. Hutan ini ada pada daerah dengan ketinggian >1.000 mdpl, seperti di wilayah Papua, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Sumatra. Berdasarkan UU No.41 tahun 1999, fungsi hutan di Indonesia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu hutan produksi, hutan konservasi, dan hutan lindung. Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang mempunya fungsi untuk memproduksi hasil hutan seperti kayu, rotan, dan gaharu (Golar et al., n.d.). Sedangkan hutan yang memiliki fungsi utama pengawetan/pemeliharaan keanekaragaman flora dan fauna beserta ekosistemnya disebut hutan konservasi (Safe’i et al., 2018). Selanjutnya hutan yang memiliki fungsi pokok sebagai sistem penyangga kehidupan yang mengatur kesuburantanah, menjaga tata air, mencegah banjir, mencegah intrusi air laut, dan mengendalikan erosi disebut hutan lindung (Haryani & Rijanta, 2019).
b. Kelautan
Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan sebutan negara maritim. Wilayah Indonesia sebagian besar berupa perairan dengan luas laut 5,9 juta km2. Indonesia juga negara nomor dua dengan garis pantai terpanjang yaitu 95.161 km setelah Kanada (Arianto, 2020).
1) Potensi Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di sepanjang pantai (estuari) pada daerah tropis yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove bermanfaat dalam segi fisik, penguatan ekonomi, dan biologis. Dalam segi fisik, hutan mangrove dapat mencegah erosi, abrasi air laut, mengolah limbah beracun, dan lainnya. Sedangkan secara ekonomi, hutan ini dapat dijadikan sebagai sumber penghasil kayu, tempat wisata, bahan bangunan dan lainnya. Secara biologis, dapat dijadikan sebagai sumber plasma nutfah, tempat pemijahan dan perkembangbiakan ikan, kerang, kepiting, dan perkembangbiakan satwa burung, dan lainnya.
2) Potensi Perikanan
Potensi SDA yang dapat diperbaharui berupa potensi perikanan tersebar di seluruh pesisir di wilayah Indonesia. Potensi yang tinggi ini baik dari jenis keanekaragamannya hingga jumlahnya. Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki potensi perikanan pelagis. Jenis ikan pelagis besar, tuna, dan cakalang banyak ditemukan di Indonesia bagian timur. Jenis ikan pelagis kecil banyak ditemukan di Indonesia bagian timur. Selain jenis ikan tersebut, ikan bandeng dan udang merupakan jenis ikan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat pesisir Indonesia.
3) Potensi Lamun
Lamun merupakan tumbuhan yang sepenuhnya sudah beradaptasi dengan terendamnya air laut. Lamun ini dapat mencapai kedalaman empat meter. Pantai dengan lumpur, pecahan kerang, kerikil, dan pasir merupakan daerah tumbuhnya lamun. Selain itu, daerah pasang surut juga menjadi daerah tempat tumbuhnya lamun. Seiring waktu berjalan, pertumbuhan dan perkembangan Lamun akan membentuk seperti padang. Keberadaan lamun bermanfaat sebagai tempat habitat biota, pendaur zat hara, dan penangkap sedimen.
4) Terumbu Karang
Bangunan kapur yang diciptakan oleh jasad hidup seperti alga berkapur dan karang batu disebut terumbu karang. Keberadaan sumber daya alam ini sangat penting untuk mendukung keberlangsungan hidup manusia. Kebermanfaatan ini meliputi sebagai objek wisata, pelindung fisik pantai (menahan dan memecah gelombang air laut), dan sumber daya hayati (menghasilkan alga, udang karang, teripang, dan kerang mutiara).
Terumbu karang memiliki berbagai manfaat dari segi sosial-ekonomi, ekonomi, dan ekologis. Terumbu karang yang dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi nelayan merupakan manfaat secara sosial-ekonomi. Pemanfaatan terumbu karang sebagai benteng pelindung daerah pesisir dan pencegahan abrasi dari gelombang laut merupakan manfaat dari segi ekologis. Selain itu, terumbu karang juga memiliki manfaat ekonomi secara khusus yaitu dimanfaatkan sebagai destinasi wisata bahari, obat-obatan, dan dijadikan sebagai sumber makanan. Terumbu karang tersebar di Indonesia bagian tengah dan timur meliputi Papua, Sulawesi, Lombok, dan Bali. Selainitu, terumbu karang juga dapat ditemui di pantai barat dan ujung Sumatra, serta di Kepulauan Riau.
c. Pariwisata
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan dengan berbagai suku, bahasa, ras, budaya, agama, dan berbagai macam keindahan alam yang dapat dijumpai. Keberagaman yang ada di Indonesia menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang kaya akan budaya (Rahma, 2020). Dengan keberagaman yang ada Indonesia menjadi negara dengan tujuan pariwisata setiap tahunnya. Sumber daya yang ada di Indonesia sangat mendukung untuk pengem- bangan pariwisata. Sumber daya di Indonesia sangat beragam seperti sumber daya alam, budaya, kuliner dan kekayaan yang ada di tanah air lainnya (De-stiana & Astuti, 2019). Sumber daya inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sektor pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan dalam mendatangkan devisa dan menciptakan lapangan kerja. Pariwisata adalah segala aktivitas wisata yang didukung dengan sarana prasarana untuk kepentingan hiburan atau kepentingan pribadi lainnya. Pariwisata juga berarti rangkaian kegiatan wisata yang didukung fasilitas dan layanan dari masyarakat, pengusaha, dan pemerintah (UU No. 10/2009). Sedangkan
kegiatan perjalanan yang bertujuan untuk pengembangan diri, perluasan pengetahuan, rekreasi, dan proses belajar dalam jangka waktu tertentu mengenai destinasi wisata yang dilakukan seorang atau kelompok tertentu disebut wisata. Potensi pariwisata Indonesia diuraikan di bawah ini.
- Wisata alam. Kegiatan rekreasi yang memanfaatkan keberadaan sumber daya alam secara alami maupun dengan budi daya disebut wisata alam. Keunikan dan keragaman kondisi alam menjadi daya tarik utama dalam wisata ini. Wisata ini dapat menimbulkan kecintaan terhadap alam. Contoh dari wisata ini yaitu wisata petualangan, bahari, dan ekowisata.
- Wisata budaya. Kegiatan rekreasi dengan tujuan untuk memperkaya dan perluasan sudut pandang hidup manusia tentang budaya, adat istiadat, keadaan rakyat, perilaku, dan kebiasaan disebut wisata budaya. Wisata ini meliputi wisata sejarah (situs purbakala dan candi), kuliner, wisata kota/ desa, dan warisan budaya lainnya.
- Wisata buatan. Kegiatan rekreasi dengan tujuan, cara, upaya, aktivitas, dan pengaruh manusia disebut wisata buatan. Ini berkaitan dengan hasil kreasi manusia. Wisata ini mencakup wisata olahraga, taman hiburan, pameran karya, dan lainnya. Ketiga wisata di atas memiliki keterkaitan satu sama lain. Ketiga jenis wisata ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Pembangunan destinasi wisata Indonesia terdiri dari dua perwilayahan (PP No. 50/2011) sebagai berikut:
- Lima puluh destinasi pariwisata nasional (DPN) ditetapkan ada pada 34 provinsi di Indonesia
- Delapan puluh kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) yang tersebar pada 50 DPN. Kawasan strategis pariwisata nasional adalah kawasan yang memiliki fungsi utama sebagai wilayah pariwisata atau memiliki potensi dalam pengembangan pariwisata nasional. KSPN memiliki potensi dengan memberikan pengaruh baik kepada dua atau lebih aspek lainnya. Aspek tersebut meliputi budaya, pertumbuhan ekonomi, daya dukung lingkungan, keamanan, dan pertahanan.
d. Tambang
Pertambangan adalah kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual yang terletak di permukaan, di bawah permukaan bumi, dan di bawah permukaan air. Pertambangan menurut UU No.4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara merupakan tahapan kegiatan penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan, dan pemurnian, pengangkutan dan penjualanserta kegiatan pasca tambang (Alkhabsi & Trianda, 2020). Oleh karena itu,sumber daya tambang merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat menguntungkan bagi negara.
Berdasarkan wujudnya, barang tambang dibedakan menjadi tiga, yaitu padat, cair, dan gas. Barang tambang berwujud padat seperti batu bara, nikel, bijih besi, dan bauksit. Minyak bumi merupakan barang tambang berwujud cair, dan gas bumi merupakan contoh dari barang tambang berwujud gas.
1) Minyak bumi
Minyak bumi dan gas bumi merupakan sumber energi yang banyak diguna- kan untuk keperluan industri, transportasi, dan rumah tangga. Kementeri- an Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) menyatakan cadangan minyak mentah akan bertahan untuk sekitar 23 tahun. Kebanyakan produksi minyak di Indonesia dilaksanakan oleh para kontraktor asing menggunakan penga- turan kontrak pembagian produksi. Chevron Pacifi Indonesia, anak peru- sahaan Chevron Corporation adalah produsen minyak mentah terbesar dinegara ini, berkontribusi sekitar 40% dari produksi nasional. Pemain-pemainbesar lainnya di industri minyak Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina, Total, ConocoPhillips, PetroChina, CNOOC, Medco, BP, Kodeco, dan Exxon Mobil.
2) Batu bara
Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, dan sebagainya. Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan pemilik cadangan batu bara terbesar dunia. Indonesia memiliki cadangan batu bara sebanyak 0,5% dari cadangan batu bara dunia. Akan tetapi pemanfaatan batu bara tersebut masih belum optimal. Sejak tahun 2016, pemanfaatan batu bara domestik masih pada kisaran 20-25% dan selebihnya diperuntukkan bagi ekspor.
3) Nikel
Nikel merupakan suatu logam mengkilap dengan warna putih keperakperakan. Nikel memiliki beberapa sifat sebagai berikut a) keras dan mulus, b) bila terkena udara tidak mengalami perubahan, c) tahan terhadap oksidasi, d) pada suhu ekstrim masih bisa mempertahankan sifat aslinya, dan e) banyak
digunakan dalam berbagai industri serta aplikasi komersial.
4) Bijih besi
Seperti yang kita ketahui, bijih besi merupakan salah satu unsur yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak jenis besi yang kita temui berasal dari peleburan dan pencampuran antara bijih besi dengan unsur lainya. Bijih besi memiliki beberapa manfaat seperti: bahan baku pembuatan kawat dan besi baja, bahan dasar dalam pembuatan lampu penerangan jalan dan tiang rambu lalu lintas, bahan baku pembuatan besi tempa dan besi tiang, serta bahan pembuatan baja sedang dan lunak.
5) Bauksit
Bauksit merupakan suatu mineral yang susunannya didominasi oleh oksida aluminium dengan warna kekuningan atau putih. Aluminium tersebut banyak digunakan untuk industri pesawat terbang, onderdil otomotif, dan perkapalan yang banyak menggunakan bauksit secara masif. Kementerian Perindustrian mendorong percepatan industri pemurnian dan pengolahan bauksit menjadi alumina. Salah satu daerah yang mengembangkan industri ini ialah Kalimantan Barat. Salah satu fasilitas pemurnian bauksit yang menghasilkan alumina yaitu PT Well Harvest Winning di Ketapang, Kalimantan Barat.
2. Sebaran Sumber Daya Alam Indonesia
a. Kehutanan
Hutan yang ada di Indonesia terbagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya, yaitu hutan produksi, hutan konservasi, dan hutan lindung (UU No.41/1999). Keberadaan ketiga hutan tersebut tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Hutan produksi tersebar di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, dan Papua (Hardianti & Harudu, 2019). Hutan konservasi tersebar di seluruh pulau di wilayah Indonesia untuk melindungi tumbuhan, hewan langka, beserta ekosistemnya (Suryanto, 2020). Hutan lindung tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hutan lindung salah satunya ialah Hutan Lindung Liang Anggang, Banjarbaru, Kalimantan selatan (Agustina et al., 2020). Keberadaan hutan-hutan tersebut harus tetap dijaga untuk menciptakan lingkungan (alam) yang tetap seimbang.
Hutan di Indonesia memiliki banyak jenis. Berdasarkan jenisnya, hutan tersebar di seluruh Indonesia.
- Hutan hujan tropis tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
- Hutan musim (monsun) tersebar pada Indonesia bagian tengah yaitu Jawa dan Nusa Tenggara.
- Hutan hujan pegunungan tersebar di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
- Hutan sabana tersebar di Sumba, Flores, dan Timor.
- Hutan rawa yang tersebar di sepanjang pantai timur Papua, Sumatra, dan Kalimantan.
- Hutan mangrove yang disebut juga dengan hutan payau, hutan pasang surut, h;p2kiutan bakau, atau hutan pantai tersebar di wilayah pantai Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
- Hutan gambut tersebar di Kalimantan Barat, Papua, Riau (Sumatra) dan Kalimantan Tengah. Hutan tersebut rawan akan bencana kebakaran lahan, hal tersebut menjadi salah satu masalah di Indonesia. Lahan gambut di Indonesia dapat menyimpan 57 miliar ton karbon. Saat ini lahan gambut di Indonesia banyak dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan sawit sehingga rawan degradasi lahan.
![]() |
ersebaran Hutan Gambut Sumber: www.pantaugambut.id (2021) |
- Hutan lumut tersebar di daerah dengan ketinggian > 1.000 mdpl yang meliputi wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Keberadaan hutan sangat penting bagi kehidupan manusia. Keberadaan hutan menjadikan alam terjaga keseimbangannya. Hutan menjadikan proses banjir, erosi, serta sedimentasi menjadi berkurang atau sangat kecil (Suryatmojo, 2006). Kondisi ini terjadi karena faktor akar pada pohon menghambat laju massa air serta tanah ketika banjir, erosi, dan sedimentasi terjadi. Pada sisi lain, keberadaan hutan juga berpengaruh pada perputaran siklus air, baik di dalam tanah maupun di atas tanah (Suryatmojo, 2006). Keberadaan hutan menjadikan air dengan mudah meresap dan tersimpan dalam tanah.
Keberadaan hutan di berbagai wilayah Indonesia menjadikan negara kita kaya akan sumberdaya kayu dan non kayu. Keberadaan hutan menjadikan indonesia kaya akan jenis kayu-kayuan, seperti rotan, meranti, akasia, jatimlokal, jati putih, sengon, dan kemiri (Irundu & Fatmawati, 2019). Pada bidang kesehatan, keberadaan hutan menjadikan Indonesia kaya akan obat-obatan yang tumbuh dengan mudahnya di hutan (Zuhud, 2009). Selain itu, hutan juga menyediakan kebutuhan akan makanan seperti buah-buahan dan bahan makanan seperti sagu (Rahayu et al., 2007). Oleh karena itu, hutan haruslah tetap dijaga karena memberikan banyak manfaat bagi manusia.
![]() |
Infografis Titik Kebakaran Hutan 2019 |
Keberadaan hutan di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan. Hutan di Indonesia setiap tahun mengalami penurunan luas wilayah. Setiap tahun hutan di Indonesia mengalami kebakaran (Rasyid, 2014). Kebakaran hutan yang terjadi menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia seperti meningkatkan emisi gas karbon pada atmosfer, sehingga meningkatkan pemanasan global, mengakibatkan hilangnya habitat satwa, dan memicu bencana alam lain yang lebih besar dampaknya seperti tanah longsor dan banjir (Asteriniah & Sutina, 2018). Penanganan kebakaran di Indonesia dari tahun ke tahun kurang maksimal apabila dibanding dengan negara lain, seperti Amerika (Agustiar et al., 2020). Dengan demikian, perlu menjadi perhatian yang lebih prioritas akan permasalahan kebakaran hutan yang selalu terjadi di Indonesia.
b. Kelautan
Sebaran sumber daya kelautan di Indonesia didasarkan pada ekoregion. Berikut ini delapan belas ekoregion sebaran potensi kelautan Indonesia.
ekirogion adalah Wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.
- Sebelah barat Sumatra terdapat ekoregion Samudra Hindia. Ekoregion tersebut terdiri atas empat cekungan sedimen dengan keragaman habitat pesisir laut yang tinggi dan potensi migas, serta sebagai tempat wisata. Wisata bahari ini ada di Pulau Weh, Nias, Mentawai, dan lainnya.
- Sebelah selatan Jawa terdapat ekoregion Samudra Hindia sebelah selatan Jawa. Ekoregion tersebut terdiri atas dua cekungan sedimen dengan potensi migas, keragaman hayati yang tinggi, dan di Pelabuhan Ratu memiliki air laut dalam (deep sea water). Air laut dalam mempunyai kedalaman laut lebih dari 200 m (permukaan laut tidak dapat ditembus sinar matahari) yang bisa menghasilkan energi angin dan arus.
- Ekoregion Selat Malaka. Ekoregion tersebut memiliki keragaman hayati, potensi migas, jalur pelayaran internasional, dan wisata bahari. Wisata bahari tersebut yaitu Pulau Bintan.
- Ekoregion Laut Natuna. Ekoregion ini memiliki tiga cekungan berpotensi migas, memiliki keanekaragaman hayati, dan kekayaan jenis ikan.
- Ekoregion Selat Karimata. Ekoregion tersebut mempunyai dua cekungan yang berpotensi migas, wisata bahari (Pulau Bangka dan Belitung), tambang timah (Pulau Bangka dan Belitung), dan hutan mangrove yang kondusif (terletak di pesisir Kalimantan Barat dan Sumatra Selatan).
- Ekoregion Laut Jawa. Ekoregion ini memiliki tujuh cekungan berpotensi migas, memiliki potensi perikanan yang tinggi, dan memiliki beberapa ekosistem. Ekosistem ini meliputi hutan mangrove, lamun, dan terumbu karang, serta spesies langka dari ikan hiu air tawar.
- Ekoregion Laut Sulawesi. Pada ekoregion ini terdapat tiga cekungan berpotensi migas dan memiliki potensi perikanan yang cukup tinggi. Pada ekoregion tersebut juga terdapat ikan purba coelacanth dengan nama latin Latimeria menadoensis. Selain itu, keanekaragaman penyu hijau dan karang terbesar di Asia Tenggara berada di ekoregion ini.
- Ekoregion Selat Makasar. Ekoregion tersebut memiliki empat cekungan berpotensi migas, tempat wisata (Takabonerate dan deep sea water), perikanan (kakap merah dan ikan terbang), dan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.
- Ekoregion Perairan Bali dan Nusa Tenggara. Ekoregion ini memiliki enam cekungan berpotensi migas, potensi perikanan, memiliki hutan mangrove, terumbu karang, kawasan konservasi perairan terluas, dan taman nasional, serta pintu keluar bagi arus lintas Indonesia (Terusan Timor dan Selat Lombok).
- Ekoregion Teluk Tomini (terletak di antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara). Terdapat beberapa aktivitas pada ekoregion ini, seperti aktivitas hidrotermal bawah laut, pemijahan Ikan Sidat, biodiversitas endemik, dan potensi perikanan, serta wisata (Pulau Togean).
- Ekoregion Laut Halmahera. Pada ekoregion ini terdapat lima cekungan berpotensi migas, energi terbarukan (Selat Talibo dan Manguale), pertambangan nikel, keanekaragaman hayati, dan potensi perikanan
- Ekoregion Laut Banda. Ekoregion ini mempunyai tiga cekungan berpotensi migas, dengan perairan laut dalam yang jernih, memiliki pulau karang, terumbu karang yang unik, dan memiliki potensi perikanan.
- Ekoregion Laut Banda di sebelah timur Sulawesi. Pada ekoregion ini terdapat lima cekungan berpotensi migas, memiliki keanekaragaman hayati, biodiversitas endemik, dan potensi perikanan (cumi-cumi dan tuna mata besar).
- Ekoregion Laut Banda di sebelah selatan Sulawesi dan Teluk Bone. Pada ekoregion tersebut terdapat empat cekungan berpotensi minyak gas, memiliki keanekaragaman hayati karang tertinggi di dunia, potensiBperikanan, dan wisata (Takabonerate dan Wakatobi)
- Ekoregion Laut Seram dan Teluk Bintuni. Ekoregion ini mempunyai empat cekungan berpotensi migas, ekosistem mangrove yang luas (Laut Bintuni), keanekaragaman hayati terumbu karang yang tinggi, potensi perikanan, dan biodiversitas endemik.
- Ekoregion Samudera Pasifik di utara Papua. Ekoregion tersebut memiliki dua cekungan dengan potensi migas, perikanan seperti udang dan tuna mata besar, terdapat kima (genus kerang terbesar pada perairan laut hangat).
- Ekoregion Teluk Cendrawasih. Ekoregion ini memiliki cetacea (mamalia laut seperti lumba-lumba dan paus), biodiversitas endemik (hiu paus), potensi wisata, sumber daya migas, dan potensi perikanan.
- Ekoregion Laut Arafura. Ekoregion ini memiliki tiga cekungan berpotensi migas, budi daya mutiara, potensi perikanan, tempat bertelur dan mencari makan bagi penyu hijau, mangrove (selatan Papua), buaya muara, dan cetacean.
c. Pariwisata
Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki potensi sumber daya pariwisata. Sumber daya pariwisata tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
- Sumatra, di daerah ini terdapat pariwisata Taman Nasional Gunung Leuser, Danau Laut Tawar, Rantau Prapat, Danau Toba, Berastagi, Danau Maninjau, Danau Singkarak, Benteng Fort de Kock, Lembah Anai, Danau Ranau, Suaka Alam Way Kambas, dan Benteng Marlborough.
- Jawa, beberapa pariwisata yang ada di Jawa ialah Gunung Tangkuban Perahu, Maribaya, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Museum Geologi, Taman Mini Indonesia Indah, Ancol, Museum Satria Mandala, Museum Gajah, Monumen Nasional, Kebun Binatang Ragunan, Planetarium, Dataran Tinggi Dieng, Baturaden, Gua Jatijajar, Candi Borobudur, Prambanan, Keraton Jogja, Kotagede, Pantai Parangtritis, Kaliurang, Makam Imogiri, Gunung Bromo-Tengger, Taman Nasional Baluran, dan Pemandian Tretes.
- Bali, beberapa pariwisata yang ada di Bali ialah Pantai Kuta, Legian, Tanah Lot, Danau Batur, Klungkung, Pura Besakih, Daerah Trunyan, dan berbagai macam kesenian
- Kalimantan, di wilayah ini terdapat pariwisata seperti Pantai Pasir Panjang, Danau Riam Kanan, Museum Lambung Mangkurat, Istana Kesultanan Sambas, Taman Nasional Tanjung Puting, dan masyarakat Dayak.
- Nusa Tenggara memiliki beberapa tempat pariwisata yakni Gunung Tambora, Taman laut Gili Air, Taman Nasional Komodo, dan Danau Kelimutu.
- Sulawesi, beberapa pariwisata di daerah ini ialah Taman Laut Bunaken, Danau Tondano, Tana Toraja, Suaka marga satwa Anoa dan burung Maleo, Masjid tua Palopo, Taman wisata Renboken, dan Pantai Losari.
- Papua memiliki beberapa tempat wisata seperti Danau Sentani, gugusan pulau Raja Ampat, Pantai Koren, dan hutan.
![]() |
Peta Kawasan Ekonomi Khusus Sumber: kek.go.id//Peta-Sebaran-19-KEK-Juli-2021 |
d. Tambang
Indonesia memiliki potensi sumber daya tambang. Sumber daya tambang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
- Minyak bumi dan gas bumi. Sebaran minyak bumi dan gas bumi terdapat di beberapa wilayah, seperti: Sumatra (Lhokseumawe, Riau, Sumatra Selatan), Jawa (Jati, Majalengka, Wonokromo, Cepu, Cilacap), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan, Kalimantan Selatan), Maluku (Seram dan Tenggara), Papua (Klamono, Sorong, dan Babo)
- Batu bara. Batu bara tersebar di Kalimantan dan Sumatra.
- Nikel merupakan suatu logam yang berkilap dengan ciri berwarna putih keperak-perakan
- Bijih besi. Bijih besi bisa ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).
- Bauksit. Cadangan dan potensi endapan bauksit dapat ditemukan di pulau Kalimantan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Pulau Bintan (Kepulauan Riau).
![]() |
Sebaran Mineral sebagai Potensi Tambang Indonesia\ Sumber: kompasiana.com |
3. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang Berkelanjutan dan Permasalahannya
a. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan
Pemanfaatan sumber daya alam memiliki tujuan utama untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang tetap memperhatikan keberlangsungan dan kelestarian lingkungan alam. Sumber daya alam memiliki tugas ganda, yaitu sebagai penopang sistem kehidupan dan modal pertumbuhan, serta perkembangan ekonomi. Prinsip yang digunakan untuk menjaga kelestarian SDA dalam periode yang lama yaitu dengan mengedepankan prinsip pemanfaatan SDA berkelanjutan. Prinsip ini dilakukan pada berbagai sektor industri, pariwisata, pertanian, dan pertambangan. Selain itu, prinsip ekoefisien juga akan mendukung keberhasilan pemanfaatan SDA berkelanjutan. Terdapat beberapa undang-undang yang berkaitan dengan pemanfaatan SDA berkelanjutan. Undang-undang ini meliputi 1) UU NO. 5 Tahun 1960 yang membahas tentang Ketentuan Pokok Agraria, 2) UU No. 5 Tahun 1967 yang membahas mengenai ketentuan pokok Kehutanan, kemudian digantikan dengan UU No. 41 Tahun 1999 yang membahas mengenai Kehutanan, 3) UU No. 11 Tahun 1967 yang membahas mengenai ketentuan
pokok Pertambangan yang direncanakan akan diganti dalam waktu dekat, 4) UU No. 11 Tahun 1974 yang membahas mengenai Pengairan.
1) Kehutanan Berkelanjutan
Penjagaan sumber daya hutan dan pelestarian lingkungan untuk mencapai keberlangsungan hidup manusia masa sekarang hingga masa depan merupakan tujuan dari kegiatan penghutanan berkelanjutan. Hutan merupakan sumber daya yang penting dan memiliki keterkaitan yang kuat dengan lingkungan hidup secara sosial, budaya, maupun fisik. Kerusakan hutan akan berakibat pada perubahan iklim, kerusakan lingkungan hidup, sungai, danau, atau pantai di sekitarnya. Oleh karena itu, pengelolaan harus dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif
Prinsip pemanfaatan secara bijaksana dan rasional merupakan acuan dalam pengelolaan sumber daya hutan berkelanjutan. Terdapat beberapa hal yang dijadikan acuan dalam pengelolaan hutan berkelanjutan.
- Integrasi dalam pembuatan kebijakan terkait bidang ekologi dan ekonomi agar tercipta keselarasan dalam pengelolaan hutan. Hal ini dikarenakan kelestarian lingkungan harus dicapai bersamaan dengan tercapainya kesejahteraan manusia.
- Pembuatan kebijakan terkait eksploitasi dan pembinaan untuk menekan jumlah produksi sumber daya alam, sehingga dapat berlangsung untuk masa depan dan berkelanjutan.
- Dilakukan pendekatan multidisiplin untuk integrasi usaha pengelolaan meliputi perencanaan wilayah dan tata guna lahan agar tidak ada benturan kepentingan antar sektor.
- Aktivitas dalam pengelolaan hutan berkelanjutan ini meliputi kegiatan inventarisasi, perencanaan, implementasi, dan pengawasan.
- Kebijakan yang mengacu pada pertimbangan keberadaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dikarenakan tergolong pada jenis ekosistem kompleks. Dengan demikian, diperlukan tahap perencanaan dan inventarisasi secara terpadu, pembentukan organisasi pelaksana (kelembagaan), dan adanya pengawasan yang baik dan terkoordinir.
2) Pertanian Berkelanjutan
Peningkatan kualitas kehidupan manusia merupakan tujuan utama dari kegiatan pertanian berkelanjutan. Pencapaian tujuan ini dilakukan dengan berbagai upaya. Upaya yang dapat dilakukan meliputi peningkatan pembangunan ekonomi, pengembangan SDM, penjagaan stabilitas lingkungan alam, dan penempatan prioritas kecukupan pangan dalam pembuatan kebijakan.